Jumat, 23 November 2018

BENDERA RASULULLAH BERTULISKAN KALIMAH TAUHID

Ada bbrp tulisan di blog2 yg menyudutkan bahwa dalil2 ttg bendera Nabi itu dha'if, munkar, bahkan maudhu'.

Maka dlm kesempatan ini sy mencoba ulang kembali bbrp hadits utk memperkuat hujjah tentang permasalahan tsb.

Sebuah hadits riwayat Imam Thobroni dlm Kitab Al-Mu'jam al-awsath, juz 1, bab Min Ismuhu Ahmad, no.219, hal.201-202 :

حدثنا احمد بن رشدين قال: نا عبد الغفار بن داود ابو صالح الحراني قال: نا حيان بن عبيد الله قال: نا ابو مجلز ﻻحق بن هميد ،  عن ابن عباس قال :
كانت راية رسول الله صلى الله عليه و سلم سوداء ولواؤه ابيض  مكتوب عليه : ﻻ إله إﻻ الله محمد رسول الله

Dlm hadits tsb Ibnu Abbas menerangkan bahwa royah nabi itu berwarna hitam dan liwanya berwarna putih, tertulis padanya "Lâ ilàha illallàh"

Dlm kitab Al-Mu'jamul Ausath ini Imam Thabrani rah.a. menuliskan sekitar 170-an hadits dari gurunya,  Syaikh Ahmad b. Risydin rah.a.

Juga sebuah hadits riwayat Imam Ashbahani dlm Kitab Akhlaq an-Nabi saw.  bab Karakteristik Kostum Rasulullah saw.  sub bab Memori dari Rayah-nya (Nabi) saw.  no.420, hal.153 :

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻧﺠﻮﻳﻪ ﺍﻟﻤﺨﺮﻣﻲ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺮﻱ ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ ، ﻧﺎ ﻋﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻃﺎﻟﺐ ، ﻋﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺠﺎﺯ ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ، ﻗﺎﻝ :
ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺍﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻮﺩﺍﺀ ﻭﻟﻮﺍﺀﻩ ﺃﺑﻴﺾ ، ﻣﻜﺘﻮﺏ ﻓﻴﻪ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

Satu hadits lg dikeluarkan Imam Ashbahani dlm kitab yg sama, bab dan sub bab yg sama, halaman yg sama, hanya beda nomor hadits dan jalur sanadnya, yaitu no.421, dg sanad :

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻧﺠﻮﻳﻪ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺮﻱ ، ﻧﺎ ﺍﺑﻦ ﻭﻫﺐ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﻤﻴﺪ ، ﻋﻦ ﺍﻟﺰﻫﺮﻱ ، ﻋﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ

Selanjutnya dlm Kitab Al- Anwar fi Syama-il an-Nabi al-Mukhtar, bab ke-72 Mengingati Royah dan Liwa nya Nabi saw., hal.590-591, No.894

ﻭﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻃﺎﻫﺮ ، ﺃﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ، ﺃﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ، ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻧﺠﻮﻳﻪ ﺍﻟﻤﺨﺮﻣﻲ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺮﻱ ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ ، ﻧﺎ ﻋﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻃﺎﻟﺐ ، ﻋﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺠﻠﺰ ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﻤﺎ ، ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺍﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﺳﻮﺩﺍﺀ ، ﻭﻟﻮﺍﺅﻩ ﺃﺑﻴﺾ ، ﻣﻜﺘﻮﺏ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ،
ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

Dan diterangkan dlm hadits selanjutnya di No.897, nama benderanya Nabi saw. itu  "العقاب - Al 'Uqab"

Kemudian dlm Kitab Al-Kamil nya Ibnu 'Adi
Dari Abdullah b. Umar ra. :

ﺛﻨﺎ ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩﻱ , ﻭﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﻤﺘﻨﻊ , ﻗﺎﻻ : ﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻳﺤﻴﻰ ﺍﻟﻮﻗﺎﺭ , ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻷﺯﺩﻱ , ﻋﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺯﻫﻴﺮ ﺍﻟﻌﺪﻭﻱ , ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺨﻠﺪ , ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ , ﻗﺎﻝ : " ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺍﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻮﺩﺍﺀ , ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻓﻴﻬﺎ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

Lebih kurang ada 120-an kitab telah dituliskan dan dibahas ttg benderanya Nabi saw., termasuk 30-an kitab yg bendera tsb tertulis kalimat tauhid.
Ini yg sy temukan. Tapi bagi yg lebih teliti lagi, sy yakin akan ditemukan kitab2nya lebih banyak lagi.

Tahqiq yg disampaikan dlm bbrp tulisan yg menyudutkan bendera Nabi tsb bertuliskan kalimat tauhid tsb sy nilai gak adil karena hanya disampaikan sisi jarh nya saja.
Kemudian dikunci dg pesan "jangan lupa kaidah kalau ada jarh dan ta'dil, dahulukan jarh nya"

Ini sy kira termasuk pemaksaan pemahaman.
Pertanyaannya,, bagaimana kalo yg menyampaikan jarh itu org yg tergolong dhoif ? Atau org yg punya permusuhan ?

Baik utk meringkas diskusi ini, kt bahas langsung ttg ta'dilnya Hayyan b. Ubaidillah. Karena inti dari maqbul mardudnya hadits ini mengerucutnya pada rawi tsb.

Penilaian dari Imam Abu Ya'la, Hayyan b. Ubaidillah "Tsiqah".
Ini ditulis dlm Kitab Majma'uz-Zawaid, juz 5, hal.321

Jg ditulis dlm Kitab Tharh at-Tatsrib fi Syarh at-Taqrib, juz 7, hal.220

Selanjutnya kita buka Kitab al-Jarh wa al-Ta'dil karya Al Imam Al Hafizh Syaikhul-Islam Abi Hatim ar-Razi, Juz 3, hal.246, No.1093 :
"Shaduq"

Ada yg menulis dg menerangkannya dlm Jarh III : 246. "Shaduq" itu spt digolongkan dlm golongan "Jarh" dg memotong nama kitab aslinya. Padahal "Shaduq" itu termasuk "al-Ta'dil"
Istilah "Shaduq" itu sendiri menunjukkan bahwa perawi tsb jujur dan dpt dipercaya.

Dan kita sama ketahui bahwa Kitab al-Jarh wa al-Ta'dil karya Imam Ibnu Abi Hatim al-Razi itu adalah salah satu kitab utama sbg rujukan bagi para peneliti hadits di zamannya di abad ke 2-3 hijriyah hingga sekarang.

Kemudian selanjutnya penilaian dari Abu Bakar al-Bazar yg mengatakan bahwa Hayyan b. Ubaidillah "Masyhur dan Laisa bihi ba’sa"

Setelah kt ketahui pujian2 yg diistilahkan "al-ta'dil" dari para ulama ahli hadits kpd rowi Hayyan b. 'Ubaidillah,,
Maka kt ketahui hadits2 tsb termasuk hadits mudhtharib.
Sebagian ada yg menguatkan sebagian ada yg melemahkan.

Terus kalo ada yg bilang dlm masalah bendera dg tulisan kalimah tauhid ini semuanya "dhaif" ,,,
Jawabannya : yaaaa dhaif menurut siapa, hasan menurut siapa, shahih menurut siapa ?

Kalo ngotot pokoknya dhaif semua,,, berarti org ini gak mau ngerti ttg ikhtilaf nya ulama.

Dan di banyak keterangan, ditulis
 " وهو ظاهر فى التغاير "
Kemudian ditambahkan keterangan
" لعل التفرقة بينهما عرفية "
Pada kitab :
- Fath al-Bari, Juz 7, hal.477
- Al-Muwahib al-Laduniyah bi al-Minah al-Muhammadiyah, Juz 1, hal.201
Dan kitab2 lainnya.
Ini menunjukkan bahwa sudah dimaklumi semenjak dahulu pertentangan di kalangan ulama tentang hadits tsb.

Sampai di sini sy tdk akan mengambil istinbath utk membenarkan atau menyalahkan pendapat dari sebagian kalangan ulama dari sebagiannya lagi.
Karena sy hanya seorng muqallid yg cuma mengikuti pendapat para ulama panutan sy.

Baik di sini akan sy sampaikan kitab2 para ulama yg menerangkan royah dan liwa' Nabi saw. itu tertulis kalimah
 ﻻ اله اﻻ الله محمد رسول الله

- Kitab Inaratud-Duja fi Maghzi Khair al-Waraya atau lebih populer dg sebutan Kitab Al-Maghzi al-Waqidi, Bab Ar-Rayah wa al-Liwa',  Juz 1, hal.543.

Kitab ini termasuk kitab sejarah Islam terawal dan terpopuler.

- Kitab Subul al-Huda wa al-Rasyad fi Sirah Khairil 'Ibad, Bab Ke-6 tentang Liwa' , Rayah, dan Kemahnya Nabi saw. Juz 7, hal.371

- Kitab Taisir al-'Aziz al-Hamid fi Syarh Kitab al-Tauhid, Bab Seruan kepada Syahadat Laa ilaha illallah, Juz 1, hal.103

- Kitab Syarh Kitab al-Tauhid, karya  Syaikh Abdullah b. Muhammad al-Ghunaiman, Bab Mengambil Bendera ketika Perang, Juz 25, hal.14.

- Kitab Fathul-Majid Syarh Kitab al-Tauhid, Bab Dakwah kepada Syahadat Laa ilaha illallah, Juz 1, hal.89

- Kitab Bada-i' al-'Umur fi Waqaa-i’ ad-Duhur, karya Imam Suyuthi, lembar ke-286

Dan masih banyak lagi kitab2nya, tetapi sy kira sdh cukup sebagai rujukan bagi yg mempunyai keyakinan bahwa bendera Nabi saw. itu tertulis kalimah
ﻻ اله اﻻ الله محمد رسول الله
Sebagaimana keyakinannya ulama2 terdahulu,, maka seperti jg keyakinannya ulama2 kita zaman ini :
Ust. Abd. Somad, Ust. Adi Hidayat, Ust. Aa Gym, Habib Rizieq Shihab, dan yg lain2nya.

Dan bukankah ada keterangan bahwa wali yg dulu dakwah di nusantara ini, diutus oleh Sulthan Turki - Sulthan Muhammad (Mehmed) I dan II, membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid,, yg masih tersimpan di museum kraton jogjakarta.

Dan bagaimana dg bendera merah putih bertuliskan Laa ilaha illallah yg dikibarkan para pejuang kemerdekaan pasukan Hizbullah dahulu ?
Ulama2 nusantara ketika itu pasti punya referensi ttg aqidah tsb.

Kalau keterangan itu semua bisa diterima,, maka bentuk khath sebagaimana yg dikritik Didin Sirojuddin AR. utk menuliskan kalimah
 ﻻ اله اﻻ الله محمد رسول االه
pada kain bendera tsb menjadi tdk perlu dipersoalkan lagi.
Karena kalau ketika itu Nabi saw. biasa mengirimkan surat kpd raja2 utk berdakwah,,, maka bukanlah suatu yg mustahil utk menuliskannya di sebuah bendera.

Maka tdk berlebihan kalau kami berprasangka bahwa ada yg mengkaburkan aqidah ttg panji hitam Rasulullah.
Ini salah satu fitnah dikalangan ummat, yg nantinya mengarah pada penolakan Al-Mahdi sbg Khalifah akhir zaman.
Ada jg pemahaman bahwa panji hitam Al-Mahdi itu berupa kendaraan "Jet", bukan "Ar-Rayah"
Bahkan ada jg pemahaman bahwa Al-Mahdi itu hanyalah sifat2 kebaikan, bukanlah wujud zhahir.
Lengkap sudah rangkaian fitnah tsb yg saling kait mengait.

اللهم احفظنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن
والله اعلم بالصواب

Selasa, 06 November 2018

PENTINGNYA ADAB

Kyai H. Uzairon Thoifur Abdillah berwashiat :
"Sholat di masjid itu penting.. tapi adab dalam masjid itu lebih penting.. Sholat itu penting.. namun adab dlm sholat itu lebih penting.. Membaca Alquran itu penting..
namun adab membaca Al quran itu lebih penting..
Karena amalan tanpa adab tidak akan ada keberkahannya.. Sebagaimana ada seseorang yang ingin memberikan hadiah yang besar kepada raja namun dengan pakaian yang tidak sopan, dgn tangan kiri.. tentu saja raja akan marah dan menolak hadiah tersebut karena hakikatnya raja tidak perlu pemberian.

Namun sebaliknya walaupun pemberiaan yang kecil namun dengan adab yang baik akan membuat seorang raja senang dan menerima pemberian tersebut walaupun hakikatnya raja tidak perlu dengan pemberian tersebut.

Adab adalah menganggungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama.
Lahirnya para ulama tidak lepas karena orang tuanya memuliakan Adab.

Muhammad Al fatih, panglima besar penakluk konstantinopel (istanbul) tidak lepas karena orang tuanya sangat memuliakan adab. Dikisahkan orang tuanya tidak pernah duduk apabila dirumahnya ada alquran.. Dalam kitab ihya, Seseorang yang menghormati orang dunia lebih daripada orang akhirat maka anaknya tidak akan pernah jadi anak sholeh apalagi ulama

Raja Romawi mendapatkan keberkahan karena adab, Ketika dikirim surat oleh Baginda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam dia menjaga surat dan menyimpannya maka Baginda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata bahwa kerajaan romawi (eropa) tidak akan runtuh sampai hari kiamat.
Sebaliknya Raja persia ketika dikirimi surat oleh Baginda Nabi Sallallahu 'Alaihi Wa sallam dia menyobek dan membuangnya maka Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata kerajaan dia akan runtuh. Maka runtuhlah kerajaan persia.

Dengan adab amal kecil akan bernilai besar dan sebaliknya tanpa adab amal besar bisa tidak bernilai... Semoga kita bisa menjaga adab2 dalam setiap amal perbuatan kita.. Semoga hari2 kita diberkahi oleh Allah Swt dengan adab..
Aamiin."

Senin, 22 Oktober 2018

KEUTAMAAN SHOLAT SHUBUH ☆ 2

Sungguh, orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan akan berada dalam neraka (di akhirat

Pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah sentuhan api neraka.”

Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran

Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata.

Dan sungguh, telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu (kekafirannya). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan.

Dan segala (sesuatu) yang kecil maupun yang besar (semuanya) tertulis.

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai-sungai
di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa

Allah bersumpah dalam Al Fajr :
 والفجر
“Demi fajar (waktu Subuh)”.

Kemudian dalam Al Falaq Allah mengingatkan: “Katakanlah! aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh”.

Ada apa dibalik waktu Subuh?

Mengapa Allah bersumpah demi waktu Subuh?

 Mengapa harus berlindung kepada yang menguasai waktu Subuh? Apakah waktu Subuh sangat berbahaya?

Ya, ternyata waktu Subuh benar-benar sangat berbahaya!
Waktu Subuh lebih kejam dari sekawanan perampok bersenjata api.
Waktu Subuh lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan.
Waktu Subuh lebih berbahaya dari kobaran api yang disiram bensin…
Jika ada sekawanan perampok menyatroni rumah anda, dan mengambil paksa semua barang anda. Emas dan semua perhiasan di gondolnya. Uang cash puluhan juta ditilepnya. Laptop, yang berisi data-data penting anda juga diembatnya. Eh, mobil yang belum lunas juga digasaknya. Bagaimana rasa pedih hati anda menerima kenyataan ini?
Ketahuilah, bahwa waktu Subuh lebih kejam dari perampok itu. Karena jika anda tertindas sang waktu Subuh sampai melalaikan shalat fajar, maka anda akan menderita kerugian lebih besar dari sekedar laptop dan mobil. Anda kehilangan dunia dan segala isinya. Ingat,

“Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya” (HR Muslim).

Waktu Subuh juga lebih menyengsarakan dari sekedar kemiskinan dunia. Karena bagi orang-orang yang tergilas waktu Subuh hingga mengabaikan shalat Subuh berjamaah di masjid, maka hakikatnya, merekalah orang-orang miskin sejati

Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan shalat semalam suntuk” (HR Muslim). Shalat semalam suntuk adalah shalat yang dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar.

Betapa agung fadilah shalat Subuh berjamaah ini. Betapa malangnya orang yang tergilas waktu Subuh, orang-orang yang mengabaikan shalat subuh berjamaah di masjid.

Apa lagi sholat subuhnya di depan ka'bah di makkah

Subhanalloh

Waktu Subuh juga lebih berbahaya dari kobaran api yang disiram bensin.

Mengapa demikian? Tahukah anda bahwa nabi menyetarakan dengan orang munafik bagi yang tidak mampu melaksanakan shalat Subuh berjamaah?
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh.

Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak” (HR Bukhari Muslim).

Orang yang tergerus waktu Subuh hingga tak mampu mendatangi masjid untuk shalat berjamaah adalah orang yang dalam keadaan bahaya, karena disetarakan dengan orang munafik. Padahal, ancaman bagi orang munafik adalah neraka Jahannam.

“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam” (An Nisa:140).

Bukankah Jahannam lebih berbahaya dari sekedar kobaran api yang disiram bensin?

Nah, agar tidak merasakan tindasan waktu Subuh yang lebih kejam dari perampokan, agar tidak terkena gilasan waktu Subuh yang lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan, dan agar tidak tertelan gerusan waktu Subuh yang lebih berbahaya dari kobaran api, maka: “Katakanlah!
قل أعوذ برب الفلق

 aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh” (Al Falaq:1). Yaitu dengan memanfaatkan waktu Subuh sebaik-baiknya. Lakukan shalat sunnah (shalat fajar) dan shalat berjamaah di masjid.

Sabtu, 20 Oktober 2018

DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMA-LAMANYA ☆ 3

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

Para ulama berkata, manusia itu terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Orang yang tenggelam dalam kenikmatan dunia dan tak pernah mengingat maut, karena maut dapat menyebabkan orang meninggalkan kesenangan dan kelezatan. Kalaupun mengingat maut, ia hanya mengingatnya dengan terpaksa.

2. Orang yang kembali kepada Allah Ta'ala hanya dalam tahap permulaan. Ia takut kepada Allah ketika mengingat mati, dan ia juga tetap dalam tobat. Ia takut mati bukan karena meninggalkan dunia dan kelezatannya, tetapi karena belum sempurna tobatnya. Ia tidak ingin mati terlebih dahulu agar dapat memperbaiki amalannya.
Maka, orang semacam ini kebenciannya terhadap mati dapat dimaafkan. Ia tidak termasuk di dalam golongan manusia sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang artinya, "Barangsiapa benci berjumpa dengan Allah, maka Allah benci berjumpa dengannya."
Sebenarnya, orang ini tidak benci berjumpa dengan Allah, tetapi ia takut terhadap hal yang harus dihadapi sesudahnya. Orang ini seperti gadis yang bersiap-siap untuk menjumpai kekasihnya, agar kekasihnya itu senang kepadanya. Orang ini hanya sibuk dengan apa yang mesti dipersiapkan, bukan sibuk dengan yang lain. Kalau tidak, maka keadannya sama dengan orang yang pertama, yakni tenggelam dalam kesenangan dunia.

3. Seorang arif yang telah sempurna tobatnya. Orang ini menyukai mati, bahkan menginginkan kematian, karena bagi seorang kekasih tidak ada waktu yang lebih indah selain berjumpa dengan orang yang dikasihinya. Dan kematian baginya merupakan saat perjumpaan yang dirindukannya. Orang yang sedang dimabuk rindu tentu tidak akan pernah melupakan waktu kencannya.
Mereka itu ingin segera mati, karena disitu akan terbukti mana yang setia dan mana yang durhaka, serta apa yang akan didapatkannya. Dalam suatu riwayat disebutkan, ketika maut datang hendak menjemput Hudzaifah, ia berkata, "Kekasih datang pada saat kemiskinan, tidak akan beruntung orang yang menyesal. Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan dari fitnah."

4. Orang yang berada pada tingkatan yang tertinggi. Orang ini dalam keadaan rela, yakni segala seuatu yang dimilikinya dipersembahkan untuk Allah saja. Ia tidak mempunyai keinginan untuk mati ataupun hidup. Inilah puncak kerinduan, maqam rida dan pasrah.
Setiap saat orang ini selalu mengingat mati. Bahkan, bagi orang yang sibuk dalam keduniaan hendaknya mengingat mati, karena dengan mengingat mati akan menyebabkan seseorang mampu meninggalkan kelezatan dunia dan menjauhinya.

Jumat, 19 Oktober 2018

KEUTAMAAN SHOLAT TAHAJUD

 وكان صلة بن أشيم رحمه الله يصلي الليل كله فإذا كان في السحر قال: إلهي ليس مثلي يطلب الجنة ولكن أجرني برحمتك من النار

Shilah bin Asy-yam melaksanakan qiyamullail sepanjang malam. Pada waktu sahur ia berkata: “Wahai Tuhanku, aku tak layak meminta surga kepada-Mu. Akan tetapi aku memohon selamatkanlah aku dari neraka-Mu dengan rahmat-Mu”

 وقال الربيع: بت في منزل الشافعي رضي الله عنه ليالي كثيرة فلم يكن ينام من الليل إلا يسيراً.

Ar-Rabi’ berkata: “Saya sering tidur di rumah Imam Syafi’i, ia tidur hanya sebentar saja”

Kita banyak tidur kalo imam syafii sedikit tidur
Kalo kita sedikit sediktit tidur ayoooo bangun

 وقال أبو الجويرية. لقد صحبت أبا حنيفة رضي الله عنه ستة أشهر فما فيها ليلة وضع جنبه على الأرض.

Abu al-Juwairiyah berkata: “Saya berteman dengan Imam Hanafi selama enam bulan, tidak pernah satu malam pun ia berbaring di lantai”

 إن وهب بن منبه اليماني ما وضع جنبه إلى الأرض ثلاثين سنة وكان يقول: لأن أرى في بيتي شيطاناً أحب إلي من أن أرى في بيتي وسادة لأنها تدعو إلى النوم

Imam Wahab bin Munabbih al-Yamani berkata: “Lebih baik aku melihat setan di rumahku daripada melihat bantal, karena bantal itu mengajak tidur”

Orang yang tahajjud keutamaannya :

Diberi Tempat Yang Terpuji.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودا
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Qs. Al-Isra’ [17]: 79).

Mendapat Naungan Allah Swt.

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ …وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah Swt pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah Swt … seseorang yang berzikir dalam keadaan sepi hingga menetes air matanya. (Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Mendapatkan Syafaat (Pertolongan).

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan al-Qur’an memberi syafaat pada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “Wahai Tuhanku, aku mencegahnya dari makanan dan syahwat di waktu siang, beri aku syafaat untuknya”. Al-Qur’an berkata: “Aku mencegahnya untuk tidur di waktu malam, beri aku syafaatnya untuknya”. Puasa dan al-Qur’an memberikan syafaat untuknya. (Hadits riwayat Ahmad).

Mata Tidak Tersentuh Api Neraka.

عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ“Dua mata tidak disentuh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga pada jihad fi sabilillah”. (Hadits riwayat Imam at-Tirmidzi).

Mendapat Cinta Allah Swt.

وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Tidaklah Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah, hingga Aku mencintainya”. (Hadits riwayat al-Bukhari). Diantara amalan-amalan sunnah yang utama adalah Qiyamullail.

Permohonan Dikabulkan.

فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ

Jika Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya dengan itu ia mendengar. Aku akan menjadi penghlihatannya dengan itu ia melihat. Aku akan menjadi tangannya dengan itu ia menggenggam. Aku akan menjadi kakinya dengan itu ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, maka Aku pasti memberinya. Jika ia meminta perlindungan, maka pasti Aku melindunginya”. (Hadits riwayat al-Bukhari).

Waktu Tenang Untuk Muhasabah.

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا.

“Muhasabahlah diri kamu sebelum kamu dihisab, timbang-timbanglah diri kamu pada hari ditampakkannya amal. Hisab akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab dirinya di dunia”. (Hadits riwayat at-Tirmidzi).

Mendapat Sifat Orang Bertakwa.

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ“Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar”. (Qs. Adz-Dzariyat [51]: 18).

Waktu Terkabulnya Doa.

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rahmat Allah Swt turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, Allah berfirman: “Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku perkenankan untuknya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun, maka Aku ampuni”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”.

 عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ « أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا »

Dari Aisyah, Rasulullah Saw shalat malam hingga bengkak kedua kakinya. Aisyah bertanya: “Mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?”. Rasulullah Saw menjawab: “Aku ingin menjadi hamba Allah yang bersyukur”. (HR. Al-Bukhari)

 وكان ابن معسود رضي الله عنه إذا هدأت العيون قام فيسمع له دوي كدوي النحل حتى يصبح  Ketika mata manusia telah lelap, Ibnu Mas’ud bangun, terdengar suara dengungan seperti suara dengungan tawon, hingga shubuh tiba
Saking suara munajat beliau mengis kepada alloh

 .إن سفيان الثوري رحمه الله شبع ليلة فقال: إن الحمار إذا زيد في علفه زيد في عمله فقام تلك الليلة حتى أصبح

Imam Sufyan ats-Tsauri makan sampai kenyang pada suatu malam, lalu ia berkata: “Jika seekor keledai ditambah makanannya, maka ditambah juga bebannya”. Maka ia qiyamullail malam itu sampai shubuh.

Perlu kita meningkatkan amal kita tengok orang sholeh sebelum kita

 الصالحين من سفره فمهد له فراش فنام عليه حتى فاته ورده فحلف ألا ينام بعدها على فراش أبداً.

Ada seorang orang yang shaleh tiba dari perjalanan jauh, lalu ia diberi kasur, maka ia pun tertidur pulas hingga ketinggalan qiyamullail. Maka ia bersumpah tidak akan tidur di atas kasur selamanya.

 وكان عبد العزيز بن رواد إذا جن عليه الليل يأتي فراشه فيمد يده عليه ويقول: إنك للين ووالله إن في الجنة لألين منك ولا يزال يصلي الليل كله

Abdul Aziz bin Rawad, jika malam tiba, ia datang ke kasurnya sambil mengulurkan tangannya: “Wahai kasur, engkau empuk, demi Allah di dalam surga ada yang lebih empuk dari mu”. Ia pun shalat sepanjang malam.

 الحسن: إن الرجل ليذنب الذنب فيحرم به قيام الليل.

Imam al-Hasan berkata: “Seseorang melakukan perbuatan dosa, maka ia pun tidak diperkenankan mendapat qiyamullail”.

Jadi kalo kita ngak bisa tahajjud itu sebabnya karna di hari iti ada dosa yang kaliat perbuat sehingga terhalang dari menghadap kepada alloh di malam hari

Malam hari itu malam munajat malam tenang malam istighfar malam doa malam malam yang penuh anugrah
Makanya orang sholeh zaman dulu faham urusan ini
Imam achmad bilang saya heran kepada pencari akhirat tapi ia tidur nyenyak di malam hari dia tidak tahajjud

Setan telah kencingi telinga orang yang dia tidak bangun dari tidurnya untuk sholat

Kamis, 18 Oktober 2018

HIJRAH

Nasehat Syaikhuna alm. KH.Uzairon TA
(Pengasuh Ponpes Alfatah Temboro)

Senantiasa kita mengingati dan menyadari, bahwa kita ini dalam satu perjalanan yang sangat jauh dan sangat panjang, perjalanan menuju akhirat, tambah hari tambah dekat kita kepada akhirat, oleh karena itu tambah hari, tambah hari, semestinya tambah kita mengingati akhirat, tambah menyiapkan diri kita untuk kehidupan diakhirat, menghabiskan fikir kita tenaga kita dan seluruh apa yang Alloh berikan kepada kita untuk membangun akhirat kita, tambah hari, tambah hari, tambah dekat perpisahan kita dengan dunia, maka semestinya tambah hari tambah berkurang kecintaan kita dan kesibukan kita untuk dunia ini.
Sebentar lagi kita akan berjumpa dengan Alloh, menghadap kepada Alloh, kemudian Alloh akan bertanya kepada kita mengenai amal-amal kita, maka semestinya orang yang beriman tambah hari tambah mempersiapkan diri untuk pertemuan yang besar ini, pertemuan dengan Alloh SWT

Orang kafir, karena mereka tidak kenal dengan Alloh, tidak kenal dengan akhirat, siang dan malam yang difikirkan adalah hartanya, hartanya dan hartanya. Orang beriman, yang sudah kenal kepada Alloh, sudah kenal dengan kehidupan akhirat, yang dia pikirkan siang dan malam adalah amalnya, amalnya dan amalnya.

Tanpa terasa tiba-tiba sudah tahun baru hijriyah. Sayyidina Umar Ra yang telah memulai tahun penanggalan islam dengan hijriyah ini.

Banyak orang usul pada waktu itu dalam musyawaroh, ini umat islam mau memulai penanggalan dari mana, maka sebagian usul, hendaknya penanggalan islam ini dimulai dari  kelahiran Nabi SAW, karena tidak ada nikmat yang lebih besar yang telah Alloh berikan pada umat ini, melebihi diutusnya baginda Muhammad SAW kepada umat ini. Sebagian ada yang mengusulkan bahwa tahun baru islam ini hendaknya dimulai dari kenabian Baginda Nabi SAW ketika beliau menerima wahyu yang pertama, karena tidak ada anugerah yang lebih besar kepada umat ini, melebihi di turunkanya wahyu dari langit untuk membimbing umat ini yaitu Al-Quran, macam-macam usulan pada waktu itu. Tetapi Sayyidina Umar bin Khotob Ra memutuskan bahwa penanggalan islam ini dimulai dari hijrah.

Yang di kehendaki oleh Sayyidina Umar Ra, untuk memberikan pelajaran kepada umat, karena hijrah ini adalah suatu amalan yang di kerjakan oleh semua umat. Kalau hari penanggalan ini dimulai dari kelahiran Baginda Nabi SAW atau turunnya wahyu,  maka seolah-olah kita ini diajari hanya untuk mengingati Baginda Nabi SAW saja. Tetapi dengan penanggalan dimulai dari hijrah ini, kita diingatkan oleh Sayidina Umar Ra kepada perjuangan Baginda Nabi SAW dan perjuangan umat seluruhnya. Baginda Nabi hijrah, para sahabat hijrah, laki-laki hijrah, wanita hijrah, anak-anak hijrah, ke Madinah Al Munawaroh, maksud daripada hijrah ini hanya satu saja, yaitu ingin bisa mengamalkan agama secara sempurna.

Dan untuk bisa mengamalkan agama secara sempurna ini, tidak cukup dengan pengorbanan Nabi saja, tetapi harus pengorbanan umat, karena yang berhajat kepada agama ini adalah umat, maka harus pengorbanan umat. Tidak ada keraguan bahwa Baginda Nabi semulia-mulianya para Nabi, semulia-mulianya para Rosul, tidak ada makhluk yang membandingi beliau.
Hadirin yang dimuliakan Alloh SWT, tetapi masalahnya bukan masalah itu, agama ini keperluan umat, maka yang berkorban juga harus umat. Baginda Nabi korban, para sahabat korban, laki-laki korban, wanita korban, meninggalkan segalanya menuju Madinah Al munawaroh, sampai di Madinah Al Munawaroh, maka Alloh SWT bangkitkan orang-orang Madinah untuk menjadi pembela-pembela mereka.
طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا       مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ
وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا   مَا دَاعَ لِلَّهِ الدَّاعٍ
Telah terbit purnama di atas kita.
Muncul dari Tsaniyatul Wada’.
Wajib bersyukur atas kita.
Selagi Da’i yang mengajak kepada Alloh masih ada.
Laki-laki, wanita, anak-anak, semua mereka bersatu, untuk membela orang-orang muhajirin, Baginda Nabi dan para sahabatnya.

Akhirnya timbulah suatu kerjasama yang luar biasa, kerjasama yang hanya semata-mata karena Alloh, kerjasama yang semata-mata karena agama Alloh, kerjasama yang semata-mata hanya untuk bagaimana mengamalkan agama Alloh, maka ini betul-betul mengesan dalam hati Sayyidina Umar dan para sahabat pada waktu itu, sehingga diputuskan bahwa tahun baru penanggalan umat islam dimulai daripada hijrah, setiap hari kita melihat tanggalan, maka kita teringat hijrah, bahwa agama ini perlu hijroh, tanpa hijrah kita tidak bisa mengamalkan agama.

Hijrah ini ada dua, ada hijrah tempat, hijrah materi, hijrah tempat dari Makah ke Madinah, tapi hijrah yang sesungguhnya adalah hijrah amalan.
 Baginda Nabi SAW mengatakan :

 وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ
“Orang yang hijroh yang sebenar-benarnya hijroh, adalah orang-orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Alloh”.
Itulah hijrah yang sebenarnya. Maka setiap hari kita mesti hijrah, hijrah dari kekufuran menuju keimanan, hijrah daripada kemaksiatan menuju ketaatan, hijrah daripada kelalaian menuju dzikrulloh, hijrah dari kebodohan menuju ilmu Alloh, hijrah dari keburukan menuju kebaikan, senantiasa kita ini harus berusaha hijrah, usaha perubahan-perubahan amalan, amalan yang buruk mesti kita tinggalkan, karena amalan-amalan yang buruk nanti akan menjadi masalah selama-lamanya yang tidak ada habis-habisnya apabila kita tidak hijrah, tidak bertobat daripada amalan-amalan yang buruk itu.

مَنْ لَزِمَ اْلإِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا  وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Barang siapa senantiasa istighfar dan istighfar ini bagian daripada hijroh, bahkan keburukan-keburukan menuju kebaikan, maka Alloh SWT akan memberikan jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya dan Alloh akan memberikan kepadanya rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka.”
Maka hari jum’at ini juga hari hijrah, bagaimana kita tinggalkan keburukan-keburukan menuju kebaikan-kebaikan, keburukan apa saja, keburukan yang berkaitan dengan keluarga, bagaimana didalam keluarga kita ada suasana hijrah, perkara-perkara yang buruk kita tinggalkan, sehingga suasana rumah sahabat ada dirumah-rumah kita, di kampung kitapun harus ada suasana hijrah, bagaimana amalan-amalan yang buruk ditinggalkan dan amalan yang haq ditegakkan.

 Seluruh umat hijrah bersama-sama untuk meninggalkan keburukan-keburukan dan menegakkan kebenaran.pengasuh ponpes Alfatah Temboro)

Senantiasa kita mengingati dan menyadari, bahwa kita ini dalam satu perjalanan yang sangat jauh dan sangat panjang, perjalanan menuju akhirat, tambah hari tambah dekat kita kepada akhirat, oleh karena itu tambah hari, tambah hari, semestinya tambah kita mengingati akhirat, tambah menyiapkan diri kita untuk kehidupan diakhirat, menghabiskan fikir kita tenaga kita dan seluruh apa yang Alloh berikan kepada kita untuk membangun akhirat kita, tambah hari, tambah hari, tambah dekat perpisahan kita dengan dunia, maka semestinya tambah hari tambah berkurang kecintaan kita dan kesibukan kita untuk dunia ini.
Sebentar lagi kita akan berjumpa dengan Alloh, menghadap kepada Alloh, kemudian Alloh akan bertanya kepada kita mengenai amal-amal kita, maka semestinya orang yang beriman tambah hari tambah mempersiapkan diri untuk pertemuan yang besar ini, pertemuan dengan Alloh SWT

Orang kafir, karena mereka tidak kenal dengan Alloh, tidak kenal dengan akhirat, siang dan malam yang difikirkan adalah hartanya, hartanya dan hartanya. Orang beriman, yang sudah kenal kepada Alloh, sudah kenal dengan kehidupan akhirat, yang dia pikirkan siang dan malam adalah amalnya, amalnya dan amalnya.

Tanpa terasa tiba-tiba sudah tahun baru hijriyah. Sayyidina Umar Ra yang telah memulai tahun penanggalan islam dengan hijriyah ini.

Banyak orang usul pada waktu itu dalam musyawaroh, ini umat islam mau memulai penanggalan dari mana, maka sebagian usul, hendaknya penanggalan islam ini dimulai dari  kelahiran Nabi SAW, karena tidak ada nikmat yang lebih besar yang telah Alloh berikan pada umat ini, melebihi diutusnya baginda Muhammad SAW kepada umat ini. Sebagian ada yang mengusulkan bahwa tahun baru islam ini hendaknya dimulai dari kenabian Baginda Nabi SAW ketika beliau menerima wahyu yang pertama, karena tidak ada anugerah yang lebih besar kepada umat ini, melebihi di turunkanya wahyu dari langit untuk membimbing umat ini yaitu Al-Quran, macam-macam usulan pada waktu itu. Tetapi Sayyidina Umar bin Khotob Ra memutuskan bahwa penanggalan islam ini dimulai dari hijrah.

Yang di kehendaki oleh Sayyidina Umar Ra, untuk memberikan pelajaran kepada umat, karena hijrah ini adalah suatu amalan yang di kerjakan oleh semua umat. Kalau hari penanggalan ini dimulai dari kelahiran Baginda Nabi SAW atau turunnya wahyu,  maka seolah-olah kita ini diajari hanya untuk mengingati Baginda Nabi SAW saja. Tetapi dengan penanggalan dimulai dari hijrah ini, kita diingatkan oleh Sayidina Umar Ra kepada perjuangan Baginda Nabi SAW dan perjuangan umat seluruhnya. Baginda Nabi hijrah, para sahabat hijrah, laki-laki hijrah, wanita hijrah, anak-anak hijrah, ke Madinah Al Munawaroh, maksud daripada hijrah ini hanya satu saja, yaitu ingin bisa mengamalkan agama secara sempurna.

Dan untuk bisa mengamalkan agama secara sempurna ini, tidak cukup dengan pengorbanan Nabi saja, tetapi harus pengorbanan umat, karena yang berhajat kepada agama ini adalah umat, maka harus pengorbanan umat. Tidak ada keraguan bahwa Baginda Nabi semulia-mulianya para Nabi, semulia-mulianya para Rosul, tidak ada makhluk yang membandingi beliau.
Hadirin yang dimuliakan Alloh SWT, tetapi masalahnya bukan masalah itu, agama ini keperluan umat, maka yang berkorban juga harus umat. Baginda Nabi korban, para sahabat korban, laki-laki korban, wanita korban, meninggalkan segalanya menuju Madinah Al munawaroh, sampai di Madinah Al Munawaroh, maka Alloh SWT bangkitkan orang-orang Madinah untuk menjadi pembela-pembela mereka.
طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا       مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ
وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا   مَا دَاعَ لِلَّهِ الدَّاعٍ
Telah terbit purnama di atas kita.
Muncul dari Tsaniyatul Wada’.
Wajib bersyukur atas kita.
Selagi Da’i yang mengajak kepada Alloh masih ada.
Laki-laki, wanita, anak-anak, semua mereka bersatu, untuk membela orang-orang muhajirin, Baginda Nabi dan para sahabatnya.

Akhirnya timbulah suatu kerjasama yang luar biasa, kerjasama yang hanya semata-mata karena Alloh, kerjasama yang semata-mata karena agama Alloh, kerjasama yang semata-mata hanya untuk bagaimana mengamalkan agama Alloh, maka ini betul-betul mengesan dalam hati Sayyidina Umar dan para sahabat pada waktu itu, sehingga diputuskan bahwa tahun baru penanggalan umat islam dimulai daripada hijrah, setiap hari kita melihat tanggalan, maka kita teringat hijrah, bahwa agama ini perlu hijroh, tanpa hijrah kita tidak bisa mengamalkan agama.

Hijrah ini ada dua, ada hijrah tempat, hijrah materi, hijrah tempat dari Makah ke Madinah, tapi hijrah yang sesungguhnya adalah hijrah amalan.
 Baginda Nabi SAW mengatakan :

 وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ
“Orang yang hijroh yang sebenar-benarnya hijroh, adalah orang-orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Alloh”.
Itulah hijrah yang sebenarnya. Maka setiap hari kita mesti hijrah, hijrah dari kekufuran menuju keimanan, hijrah daripada kemaksiatan menuju ketaatan, hijrah daripada kelalaian menuju dzikrulloh, hijrah dari kebodohan menuju ilmu Alloh, hijrah dari keburukan menuju kebaikan, senantiasa kita ini harus berusaha hijrah, usaha perubahan-perubahan amalan, amalan yang buruk mesti kita tinggalkan, karena amalan-amalan yang buruk nanti akan menjadi masalah selama-lamanya yang tidak ada habis-habisnya apabila kita tidak hijrah, tidak bertobat daripada amalan-amalan yang buruk itu.

مَنْ لَزِمَ اْلإِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا  وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Barang siapa senantiasa istighfar dan istighfar ini bagian daripada hijroh, bahkan keburukan-keburukan menuju kebaikan, maka Alloh SWT akan memberikan jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya dan Alloh akan memberikan kepadanya rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka.”
Maka hari jum’at ini juga hari hijrah, bagaimana kita tinggalkan keburukan-keburukan menuju kebaikan-kebaikan, keburukan apa saja, keburukan yang berkaitan dengan keluarga, bagaimana didalam keluarga kita ada suasana hijrah, perkara-perkara yang buruk kita tinggalkan, sehingga suasana rumah sahabat ada dirumah-rumah kita, di kampung kitapun harus ada suasana hijrah, bagaimana amalan-amalan yang buruk ditinggalkan dan amalan yang haq ditegakkan.

 Seluruh umat hijrah bersama-sama untuk meninggalkan keburukan-keburukan dan menegakkan kebenaran.

Rabu, 17 Oktober 2018

BERKUMPULAH DENGAN ORANG SHOLEH

Yang terpenting untuk dapat mengobati hati kita adalah :

1.Membaca Al-Qur’an dan maknanya

2.Sholat malam dirikanlah

3.Berkumpullah dengan orang sholeh

4.Perbanyaklah berpuasa, khususnya di hari Senin dan kamis

5.Dzikir malam perpanjanglah


Diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak kasturi dan pandai besi. Si penjual minyak kasturi bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi (percikan apinya) akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau (asap) yang tidak enak.”

Siapa orang Shalih itu ?

الْقَائِم بِمَا يَجِب عَلَيْهِ مِنْ حُقُوق اللَّه وَحُقُوق عِبَاده وَتَتَفَاوَت دَرَجَاته
“Orang yang menjalankan kewajiban terhadap Allah dan kewajiban terhadap sesama hamba Allah.

Saat kita tasyahud, kita seringkali membaca bacaan berikut,
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
 (artinya: salam untuk kami dan juga untuk hamba Allah yang shalih).”

Disebutkan dalam lanjutan hadits,
فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمُوهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِى السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
“Jika kalian mengucapkan seperti itu, maka doa tadi akan tertuju pada setiap hamba Allah yang shalih di langit dan di bumi.”

Al Hakim berkata,

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَحْظَى بِهَذَا السَّلَام الَّذِي يُسَلِّمهُ الْخَلْق فِي الصَّلَاة فَلْيَكُنْ عَبْدًا صَالِحًا وَإِلَّا حُرِمَ هَذَا الْفَضْل الْعَظِيم

“Siapa yang ingin meraih ucapan salam yang diucapkan oleh setiap orang yang sedang shalat, maka jadilah hamba yang shalih. Jika tidak, maka karunia yang besar (berupa doa selamat) diharamkan untuk diperoleh”

Imam al Fakihani berkata,
يَنْبَغِي لِلْمُصَلِّي أَنْ يَسْتَحْضِر فِي هَذَا الْمَحَلّ جَمِيع الْأَنْبِيَاء وَالْمَلَائِكَة وَالْمُؤْمِنِينَ ، يَعْنِي لِيَتَوَافَق لَفْظه مَعَ قَصْده
“Setiap orang yang shalat baiknya menghadirkan hati dalam shalatnya yaitu ia mendoakan selamat untuk para nabi, para malaikat, dan orang-orang yang beriman. Hal ini agar bersesuaian antara lafazh doa dan ia maksudkan

Intinya, hamba alloh yang shalih bukanlah yang hanya memperhatikan ibadah, shalat dan dzikir. Hamba alloh yang shalih adalah yang juga punya hubungan yang baik dengan sesama. Karena demikianlah Nabi kita yang mulai diutus. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
 “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlaq

Maka nabi bersabda
لا تبا غدوا ولا تحاسدوا وكونوا عبادالله إخوانا
Jangan lah kamu saling marah jangan pula saling hasad irihati dan  dengki jadilah kalian Hamba alloh yang mau bersaudara.

Kalau belum bisa jadi sholeh, cintailah orang yang sholeh dan banyak berkumpul dengannya.

Minggu, 14 Oktober 2018

NIKMAT KESEHATAN DAN KESEMPATAN

 نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu/Lalai dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

1. Nikmat Kesehatan

Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia tak gunakan kesehatannya untuk taat, namun untuk maksiat. Sementara di luar sana ada sebagian orang yang ingin melakukan ketaatan, namun tak mampu melakukannya dikarenakan sakit yang di derita.
Padahal badan yang sehat akan ditanyakan, digunakan untuk apa. Apakah digunakan tuk mendatangi majelis ilmu ataukah mendatangi tempat-tempat maksiat. Barulah ia tersadar ketika terbaring lemah tak berdaya karena sakit, sehingga sesal pun tak terelakkan.

2. Nikmat Waktu luang/ Nikmat Kesempatan

Waktu adalah sesuatu yang terus berputar dan tak akan kembali lagi. Oleh karena itu betapa banyak manusia yang tersesali oleh waktu. Waktunya hanya berlalu begitu saja, tanpa ada manfaat dan faidahnya. Hidupnya hanya menghabiskan waktu dan menyisakan penyesalan umur.
Waktu ibarat pedang bermata 2, jika digunakan untuk kebaikan, maka baik pula. Sebaliknya, jika digunakan untuk keburukan, maka dampak buruk akan terjadi di kemudian hari.
Betapa tidak, sebagian orang menghabiskan waktunya untuk maksiat, namun tatkala ia sudah senja, maka ia akan menangisi masa tua nya karena ia tak menghabiskan waktu dan umurnya untuk taat.

Al Imam Ibnu Baththol mengatakan, ”Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini (yaitu waktu senggang dan nikmat sehat), hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan. Bersyukur adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu.”

Sayyidina ‘Umar bin Khottob mengatakan,

إنِّي أَكْرَهُ الرَّجُلَ أَنْ أَرَاهُ يَمْشِي سَبَهْلَلًا أَيْ : لَا فِي أَمْرِ الدُّنْيَا ، وَلَا فِي أَمْرِ آخِرَةٍ .

“Aku tidak suka melihat seseorang yang berjalan seenaknya tanpa mengindahkan ini dan itu, yaitu tidak peduli kehidupan dunianya dan tidak pula sibuk dengan urusan akhiratnya.”

Ibnu Mas’ud mengatakan,

إنِّي لَأَبْغَضُ الرَّجُلَ فَارِغًا لَا فِي عَمَلِ دُنْيَا وَلَا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ

“Aku sangat membenci orang yang menganggur, yaitu tidak punya amalan untuk penghidupan dunianya ataupun akhiratnya

DAKWAH, IMAN, DAN AMAL SHOLEH ☆ 2

Hari ini Umat Sholat, tetapi ketidak patuhan dan kemaksiatan berjalan juga bersamaan. Parahnya adanya rasa puas terhadap Ibadah dan amal-amal yang mereka lakukan. Mereka merasa aman dengan amal-amal yang mereka perbuat sehingga menimbulkan rasa cukup dalam ibadah mereka. Ini terjadi karena kelemahan Iman, dan inilah kondisi umat saat ini.

Yang terpenting di akhir hidup ini adalah bagaimana kita dapat mati dalam keadaan takut kepada Allah bukannya takut kepada mahluk. Seorang pemuda di India rela mati dibunuh oleh orang-orang hindu karena berani pergi ke mesjid setelah dilarang mereka. Sementara orang Islam yang lain tidak ada yang berani ke mesjid karena takut kepada orang hindu. Si pemuda ini lebih memilih mati dengan membawa rasa takut kepada Allah dibanding hidup tapi takut kepada mahluk dan mati dengan membawa rasa takut kepada selain Allah.

Iman akan datang melalui pengorbanan, dan Iman akan terbentuk melalui usaha atas Iman, seperti dengan berbicara kebesaran Allah, jaulah, taklim, dan sillaturrahmi. Apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diucapkan oleh mulut, dan difikir dengan akal, ini dapat membentuk atau merubah kondisi Iman kita dalam hati. Jika fungsi ini digunakan untuk meningkatkan, memelihara, dan membentuk Iman dalam hati selama 24 jam, maka Iman ini akan terjaga dan terawat. Tanda-tanda orang yang merawat Imannya adalah dia akan memaksimalkan fasilitas yang Allah beri kepadanya hanya untuk menyenangkan Allah.

Dunia ini dan segala kepastian hukum alamnya dapat berubah-ubah, semata-mata dengan keyakinan yang benar dan keyakinan yang kuat kepada Allah Ta’ala. Jika kita mempunyai keyakinan ini seluruh hukum alam yang pasti ini dapat berubah-ubah tergantung kehendak kita. Hukum Alam dapat berubah dengan Qudratullah, sedangkan Qudratullah ini akan datang hanya dengan keyakinan yang kuat kepada Allah Ta’ala. Seperti hukum air yang menenggelamkan malah bisa dipakai buat berjalan oleh Sahabat RA. Fungsi api yang membakar malah menyejukkan buat Ibrahim AS. Ini semua dapat terjadi hanya dengan keyakinan yang benar dan keyakinan yang kuat terhadap Allah Ta’ala.

Dengan keyakinan yang benar, maka do’a ini dapat mendatangkan Qudratullah. Orang Islam akan kembali jaya bukan dengan teknologi, ekonomi, politik, kekuasaan, harta benda, atau status sosial, tetapi dengan Keimanan yang dapat mendatangkan Qudratullah. Jika Iman ini sudah sampai ke taraf keimanan para sahabat, nanti Allah yang akan hancurkan musuh-musuh Islam seperti Allah telah hancurkan Firaun dan Namrud. Dan Allah pulalah yang akan beri kejayaan dan kesuksesan seperti Sahabat ketika menguasai 2/3 dunia dengan kekuatan Iman dan Amal mereka

Islam dakwah bukan dengan pedang, tetapi dengan Akhlaq. Nabi SAW dibenci bukan karena Akhlaqnya tetapi apa yang Nabi SAW dakwahkan. Bahkan karena Akhlaq Nabi SAW, musuhpun menghormati Nabi SAW. Namun jika ada kepentingan Agama menggunakan pedang untuk berdakwah ini karena kondisi yang mengharuskan Islam untuk berperang. Sudah tidak ada jalan lain selain angkat pedang penyelesaiannya.

Dunia ini berubah karena ada orang-orang yang berkorban dengan jiwa dan harta mereka. Seperti seseorang yang hanya berjualan susu secara lokal tetapi karena ada korban untuk cari hubungan keluar negeri, maka bisnis susunya menjadi perdagangan Internasional. Asbab adanya perdagangan Internasional, bahasa lokal menjadi bahasa Internasional, seperti bahasa Inggris. Begitu juga agama jika ada pengorbanan dan usaha untuk agama, maka ini dapat merubah keadaan dunia.

Dakwah itu seperti tanah, Iman itu seperti benih dalam tanah, Taklim itu airnya, Qur’an dan dzikir adalah lingkungan suasananya, Rukun Islam adalah akar pohon, Ilmu itu adalah batang pohon, amal-amal agama adalah ranting-ranting pohon, Akhlaq adalah buahnya, sedangkan rasa manis dari buah adalah keikhlasannya. Amalan Maqomi dan intiqoli (Khuruj Fissabillillah) ini gunanya adalah untuk meningkatkan dan memelihara Iman. Sebagaimana petani memelihara pohon buah dengan datang ke kebunnya. Pulang pergi  dari rumah ke kebun hanya untuk kerja atas kebun, baru kebun akan berkembang. Iman kita akan berkembang jika kita keluar di jalan Allah dan balik buat amal maqomi.

Perbedaan antara mainan dan perkara yang sebenarnya terletak pada takazanya atau kepentingannya. Seperti antara kapal mainan dan kapal yang sebenarnya. Kapal yang sebenarnya itu harus dipenuhi dulu takazanya. Apa takazanya: kapal yang sebenarnya itu memerlukan bensin, landasan udara, tower kontrol, pilot, mekanik pesawat dan karyawan pesawat. Tanpa ini semua, maka akan terjadi masalah atau kapal tidak akan bisa terbang. Kalau kapal mainan itu tidak perlu ada takaza seperti itu. Jadi agar kapal bisa terbang harus dipenuhi dulu takazanya.

Iman seperti itu juga, ada bedanya antara Iman yang sebenarnya dan Iman mainan. Kalau Iman yang sebenarnya, agar bisa digunakan dan dapat diambil manfaatnya, maka harus dipenuhi dulu takazanya.
Apa takaza Iman itu :
1. Keluar di jalan Allah menaikan iman
2. Maqomi memelihara iman
3. Dakwah membentuk iman

Inilah perbedaan antara yang sebenarnya (Realitas/Kenyataan) dengan yang mainan (Hanya Khayalan/Tidak Real). Agama ini adalah yang sebenarnya, nyata, maka mempunyai takaza yang harus dipenuhi agar kita dapat menggunakannya dan mengambil manfaatnya. Sedangkan takaza agama ini adalah Ilmu dan Amal. Kita tau ilmunya lalu langsung kita amalkan, baru kita bisa faham manfaatnya.

Hari ini banyak orang ke mesjid untuk minta hidayah setiap habis sholat, namun setelah pulang tidur, takazanya tidak dipenuhi. Agar do’a kita mempunyai kekuatan maka setelah do’a, takazanya harus dipenuhi yaitu usaha atas hidayah. Orang berdo’a agar musuh Islam dihancurkan, tetapi setelah do’a, takaza jihad tidak dipenuhi, dia hanya uring-uringan saja. Apakah dengan ini musuh Islam akan hancur. Cara seperti ini tidak akan merubah keadaan.

Agar kita bisa merasakan kenikmatan dari do’a kita maka asbab-asbabnya juga harus dipenuhi terlebih dahulu dengan keyakinan bahwa Allah tanpa asbab dapat memenuhi hajat kita dengan QudratNya. Penting kita sadari bahwa Allah membuat dunia ini dengan tertib dan ada sunnatullahnya. Tujuannya agar manusia mau berkorban, tidak hanya dengan duduk-duduk saja. Dunia ini membawa ketetapan Allah, hukum-hukum alam yang telah ditentukan Allah, sunnatullah. Namun orang beriman menjalankan hidup ini harus dengan keyakinan bahwa Allah tidak bergantung pada apapun dan tidak terikat pada apapun. Allah dapat melakukan segala sesuatu diluar aturan-aturan yang ada. Allah Mah Kuasa dan kekuasaan Allan tanpa batas. Seperti makan, Allah mamp[u memberi manusia makan tanpa kerja. Tetapi mencari Nafkah atau kerja ini adalah perintah Allah. Kita mencari nafkah ini harus dengan keyakinan bahwa Allah mampu memberi kita nafkah tanpa kerja, hanya saja ini perintah dan ketetapan Allah. Jika dilanggar ketetapan Allah ini akan ada konsekwensi atau akibat. Sebagaimana orang yang jatuh lalu berdarah, ini adalah akibat nya bila terjatuh. Jika orang terjatuh maka akan berdarah dan akan keluar rasa sakit. Jika kita hanya bermodalkan keyakinan tanpa buat usaha untuk memenuhi asbabnya terlebih dahulu, ini seperti seseorang yang do’a meminta anak tetapi tidak mau kawin.

Anbiya AS mereka kekuatannya terletak pada do’a dan usahanya. Apa yang di do’akan oleh Anbiya AS dan lalu apa yang diusahakan mereka yaitu hidayah untuk hati-hati manusia. Ini ketetapan Allah, bahkan Anbiya AS yang do’anya paling ijabah dibanding kita tetapi Allah perintahkan kepada mereka untuk buat usaha atas hidayah. Hidayah tidak akan turun hanya dengan sekedar duduk-duduk saja dengan berdo’a. Penuhi asbab dan takaza dari do’a itu, baru do’a ini mempunyai kekuatan. Lakukan apa yang kita mampu lakukan nanti Allah akan mengerjakan apa yang kita tidak mampu kerjakan.

Untuk memenuhi takaza agama diperlukan asbab-asbab. Asbab inilah yang dijadikan pengorbanan untuk kepentingan Agama. Seorang petani dia akan menanam benih, lalu dia akan melakukan pengairan, pemupukan, tetapi masalah panen ini adalah urusan Allah. Inilah yang dilakukan petani sebelum panen yaitu dengan memenuhi asbab-asbab pertaniannya seperti benih, air, pupuk, dan lain-lain. Hasil dari panen inilah yang digunakan sebagai asbab untuk memenuhi takaza agama. Jerih payah dunia yang dihasilkan lalu digunakan untuk memenuhi takaza agama bukan untuk kepentingan nafsu inilah yang dinamakan pengorbanan.

Pada dasarnya setiap kita melakukan usaha atau kegiatan, maka kita akan mendapatkan 2 hasil :

Benda yang diusahakan

Keyakinan terhadap benda tersebut

Seperti tukang minyak yang diusahakannya adalah membeli minyak untuk di jual. Jadi minyak adalah benda yang diusahakan. Si tukang minyak yakin bahwa minyaknya dapat menyelesaikan masalahnya dan dapat mendatangkan kebahagiaan. Asbab keyakinannya terhadap minyak maka jualan minyak menjadi kerjaannya yang utama. Jika meninggal pekerjaanya akan dilanjutkan oleh keluarganya. Jika menghasilkan maka orang-orang akan mengikutinya. Begitu juga kerja agama ini, jika benar dikerjakan maka hasilnya adalah hidayah dan keyakinan menjadikan usaha ini sebagai maksud hidup. Sehingga ketika kita meninggal keluarga kita akan meneruskannya dan orang lain akan mengikuti kita.

Fahami kerja Dakwah sebagaimana yang di fahami para sahabat

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

 العلم أوله مر لكن آخره أحلى من العسل

Ilmu itu pada awalnya pahit kita pelajari, tapi pada akhirnya bila terus kita paksakan diri mempelajari nya maka menjadi manis bahkan belajar ilmu itu lebih manis dari MADU

Dalam kehidupan manusia ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan hal tersebut bukan lagi merupakan suatu rahasia. Sedemikian pentingnya ilmu bagi manusia khususnya umat muslim, seseorang akan tidak senang jika ia disebut tidak memiliki ilmu atau bodoh. Ilmu dapat membuat seseorang menjadi mulia dan dihormati. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib bahwa seseorang yang memiliki cukup ilmu akan merasa dimuliakan

Menuntut ilmu hukumnya menjadi fardlu ‘ain atau wajib dilakukan oleh setiap muslim, terutama jika hal tersebut diperlukan agar umat muslim dapat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Misalnya ilmu tentang ibadah yang menyangkut cara menunanaikan shalat wajib

 طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

Menuntut ilmu hukumnya fardhu ain atas seluruh orang Islam laki-laki dan Islam perempuan

 أطلب العلم من المهد إلى اللحد

Tuntutlah ilmu sejak lapas dari ayunan sampai masuk liang lahad/yakni Samapai masuk kubur

Ilmu tersebut menjadi wajib diketahui karena tanpa adanya pengetahuan dan ilmu tentang ibadah-ibadah tersebut, tidaklah sah ibadah seseorang

Orang berilmu atau ulama memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW :
“Saya mendengar Rasulullah _ berkata: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan menyiapkan jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi hingga ikan-ikan di laut yang terdalam. Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah adalah seperti kelebihan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar juga tidak dirham namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh ia mendapatkan keberuntungan yang besar.”

Pentingnya menuntut ilmu juga disuratkan dalam QS Al-Qalam ayat 1 dan 2 dimana Allah SWT bersumpah demi pena. Ayat tersebut

  ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ

Menganjurkan pada kita bahwa saat mencari dan menuntut ilmu, orang-orang beriman sebaiknya menuliskan ilmu tersebut dengan menggunakan pena  agar ilmu tersebut tidaklah hilang dan dapat diteruskan bagi generasi selanjutnya untuk dipelajari dikemudian hari.

Maka pentingnya kita mencatat apa yang kita dengar agar tidak hilang begitu saja.

Imam Syafi’i telah menegaskan :

” قَالَ اْلإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ”
العِلْمُ صَيْدٌ وَاْلكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِاْلحِبَالِ اْلوَاثِقَ فَمِنَ اْلحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَة  وَ تَتْرُكُهَا بَيْنَ اْلخَلاَئِقِ طَالِقَةً

“Ilmu bagaikan hewan buruan, dan tulisan/pena adalah ibarat tali pengikatnya. Oleh karena itu ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat, Adalah tindakan bodoh ketika berburu rusa kemudian setelah rusa itu berhasil ditangkap, kamu biarkan saja dia tanpa diikat dikeramaian.”

Jadi termasuk tindakan kebodohan adalah menbiarkan ilmu tanpa kita mencatat.

DAKWAH, IMAN, DAN AMAL SHOLEH ☆ 1

Mengapa Kita harus berpartisipasi dalam pergerakan dakwah bersama jamaah dakwah yang bergerak di seluruh penjuru dunia ?

Yang perlu kita sadari adalah bahwa hampir lebih dari 80 % kandungan Al Qur’an itu isinya mengenai perjuangan para Nabi AS dalam berdakwah, kisah-kisah ummat yang menolak dakwah para Nabi AS. Tidak ada diterangkan di dalam Al Qur’an ini mengenai jumlah ibadah Nabi-Nabi, berapa banyak sholatnya ? berapa banyak dzikirnya ? berapa banyak puasanya ? tetapi justru yang diceritakan adalah kebanyakan daripada pengorbanan para Nabi. Ini karena Allah ingin kita belajar dari pada pengorbanan para Nabi-nabi ini. Napak tilas pengorbanan merekalah yang telah mendapatkan ridho Allah ini yang patut kita ikuti. Bahkan jantung daripada Al Qur’an itu sendiri yaitu surat yassin, isinya menjelaskan kisah seorang pemuda yang mengajak kaumnya untuk mengikuti daripada ajakan, dakwah, nabi-nabi yang telah datang kepada mereka. Sekarang caranya bagaimana kita mengikuti Napak Tilas mereka yang telah di ridhoi Allah ini.

Akherat adalah kehidupan yang terbentuk dari amal yang kita lakukan di dunia. Apakah orang itu ketika hidup di dunia memilih hidup cara kekasih Allah atau cara Musuh Allah. Jalan kehidupan Nabishallallahu ‘alaihi wasallam adalah satu-satunya jalan hidup yang dapat menghantarkan kita kepada SurgaNya Allah Ta’ala. Inilah yang namanya jalan keselamatan atau Darrussalam. Para Nabi dan sahabat mengajak manusia kepada jalan keselamatan, sedangkan musuh-musuh nabi mengajak manusia kepada jalan kebinasaan. Allah beri kita kebebasan untuk memilih jalan hidup, jalan mana yang mau kita ambil. Salah ambil keputusan akibatnya adalah kesengsaraan yang tidak ada batasnya. Seseorang menjelang sakratul maut, maka Allah akan tampakkan kepadanya Surga dan Neraka sebagai tempat dia kembali. Kehidupan yang wujud amal-amal agama akan mengantarkan seseorang ke surgaNya Allah. Kehidupan yang tidak wujud amal-amal agama akan mengantarkan orang tersebut ke Neraka JahannamNya Allah.

Iman ini mempunyai rasa, sama seperti rasa buah-buahan, ada yang manis, ada yang hambar, dan ada yang asam. Namun Iman ini hanya bisa dirasakan oleh kita sendiri bukan orang lain. Ketika seseorang suka terhadap suatu makanan, tanpa disuruhpun orang tersebut akan memakannya lagi dan lagi. Begitu juga orang yang merasakan manisnya usaha Iman. Iman ini akan terasa manis sejauh mana kita mengenal Allah. Di mulai dari Allah adalah Rabb kita, yaitu pemelihara tunggal. Jika kita telah mengenal dan meyakini bahwa Allah adalah Rabb kita, maka kita akan menyibukkan diri kita hanya dengan ketaatan kepada Allah. Namun hari ini asbab manusia tidak yakin Allah sebagai pemelihara mereka, yang rizkinya adalah Allah yang menanggung, sehingga hari ini banyak manusia yang lari mencari pertolongan dari selain Allah. Rizki manusia ini seluruhnya datangnya dari Allah, berapa jumlahnya dan kapan habisnya ini hanya Allah yang tau. Rizki ini tidak harus berupa makanan dan kebendaan, tetapi bisa juga berupa ketaatan. Nanti akan datang suatu masa dimana sengan dzikir saja Allah akan berikan orang itu kekenyangan.

Jika Iman lemah maka ibadah-ibadah lain akan lemah, dan do’apun akan melemah. Do’a kita akan mempunyai kekuatan jika Iman kita kuat. Iman yang kuat akan membuat do’a menjadi efektif. Saat ini yang paling penting buat kita adalah bagaimana selama 24 jam ini kita pelihara dan tingkatkan Iman kita. Jadikan usaha atas Iman ini seperti kita menghirup udara, tidak mungkin kita stop menghirup udara. Jika kita keluar 4 bulan setiap tahun, itu baru 1/3 dari udara yang kita perlukan. Mengapa hari ini kita tidak bisa menikmati yang namanya Iman, ini karena kita tidak ada usaha atas Iman. Rasa dari suatu usaha akan timbul dari pengorbanan kita atas usaha tersebut.

Iman akan terasa manis ketika kita mengetahui dan mengenal Allah sebagai Rabb kita. Ketika ini kita akan lupakan pekerjaan kita, kita akan lupakan, perdagangan kita, kita akan lupakan pertanian kita, yang kita mau lakukan hanya menyenangkan Allah. Kita harus mempunyai keyakinan bahwa Allah adalah Rabb kita satu-satunya, pemelihara tunggal. Dari yakin yang kuat akan menghasilkan amal yang kuat. Amal yang berkeyakinan inilah yang Allah mau. Sejauh mana kita menyenangkan tuan kita, sejauh itu tuan kita akan memelihara kita dengan baik, seperti inilah antara Allah dengan hambanya. Jika Allah tunjukkan dirinya pada kita, maka segalanya akan berubah bagi kita di dunia ini. Kita akan melupakan dunia dan hanya mengabdi pada Allah. Mudah saja bagi Allah membuat manusia ini beriman, tetapi yang Allah mau adalah melihat manusia ini berkorban untuk perkara Iman. Allah sudah punya malaikat sebagai ahli ibadah yang dapat mengetahui langsung Allah sebagai Rabb seluruh alam. Inilah yang menyebabkan iman manusia lebih afdhol dibanding iman para malaikat.

Manusia mempunyai tradisi, namun jika agama sudah siap kita ambil sebagai pedoman hidup, maka yang namanya tradisi ini harus ditinggalkan. Dan Agama juga bukan tradisi atau sekedar ibadah-ibadah formalitas. Kita membuat agama menjadi tradisi dan formalitas karena kita tidak mengenal agama kita sendiri. Agama ini adalah solusi bagi seluruh masalah kita jika kita yakini dan kita jalani dengan benar. Masalahnya hari ini karena kelemahan Iman kita, sehingga kita jalani agama ini sebatas rutinitas ibadah dan formalitas. Untuk dapat menghilangkan tradisi adat istiadat dan ibadah formalitas, kita harus yakin dulu pada perintah Allah dan apa yang diucapkan oleh Nabishallallahu ‘alaihi wasallam. Jika kita tidak mau meninggalkan tradisi demi perintah Allah dan sunnah Nabishallallahu ‘alaihi wasallam maka adzab Allah akan turun. Masalah akan datang jika kita tinggalkan perintah Allah dan Sunnah Nabishallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan adzab Allah ini terjadi di dunia dan di akherat, di duniapun Allah akan adzab kita jika kita tidak mau taat.

Segala sesuatu yang kita lakukan ini di dunia telah tercatat oleh malaikat “Kiroman Katibin”, Malaikat pencatat.
Ini adalah suatu kenyataan yang tidak bisa di pungkiri oleh orang yang mempunyai Iman. Semua alat tubuh kita dari tangan, kaki, mata, telinga, perut, hati, dan fikiran adalah alat untuk mendapatkan Iman. Jika ini tidak kita gunakan untuk Allah, maka kita akn gunakan untuk selain Allah, dan ini akan Allah hisab. Semuanya akan menjadi saksi atas amal baik dan amal buruk yang kita kerjakan. Peralatan tubuh ini dapat menjadi alat untuk mendapatkan Iman atau merusak Iman, semuanya tergantung pada kita. Kita akan di hisab oleh Allah untuk setiap waktu yang di gunakan, nikmat yang telah di berikan,amal yang telah di kerjakan, dan keburukan yang telah kita lakukan. Segala hasil yang kita terima di kehidupan Akherat akan dinilai dari kebaikan dan keburukan yang kita lakukan di dunia.

Perbedaan antara orang kafir dan orang beriman terletak pada keyakinan terhadap kehidupan sesudah mati. Hari ini kenapa kehidupan kita tidak jauh seperti orang kafir. Ini karena keyakinan kita terhadap kehidupan sesudah mati sama seperti mereka. Kalau kita mempunyai keyakinan terhadap kehidupan sesudah mati, maka seluruh nikmat dunia kita akan terasa hambar dan kita hanya akan memikirkan kehidupan akherat kita saja

Dengan Dakwah maka akan tercipta suasana Imaniat dan suasana Amaliat. Jika suasana Agama terbentuk maka Iman kita akan terjaga dan terpelihara. Suasana Amal Madinah adalah salah satu sarana yang menyebabkan Iman para sahabat terpelihara dan terjaga

Iman sahabat adalah bukti Iman dan kehidupan yang sempurna. Kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh kehidupan yang sempurna disisi Allah. Sahabat semuanya dapat mengikuti kehidupan yang telah di contohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Para kaum kafirin dengan siksaan yang telah mereka berikan kepada sahabat, berharap agar sahabat mau meninggalkan keimanan mereka. Namun apa yang terjadi, justru asbab penyiksaan para kaum kafirin, Iman sahabat jadi meningkat, tidak berkurang sedikitpun. Bilal radhiyallahu ‘anhupernah di tanya kapan masa dia paling bahagia, dia menjawab, “Ketika aku disiksa oleh majikanku dan Abu Jahal ketika itu, di panggang dibawah terik matahari dan di tindih dengan batu yang besarnya melebihi bobotku.” Inilah asbab keimanan sahabat yaitu dengan pengorbanan dan bersusah payah untuk Iman

Sahabat disiksa karena melakukan usaha atas Iman. Sahabat juga berdagang, hanya saja perdagangan mereka sering diganggu oleh kaum kafir asbab usaha dakwah yang mereka lakukan. Inilah pengorbanan sahabat buat agama. Untuk perkara ini kita perlu siapkan diri kita berkorban seperti Sahabatradhiyallahu ‘anhum ajma’in. Tahap pertama adalah belajar berkorban keluar di jalan Allah untuk mendapatkan Iman.

Insya Allah persiapkan diri untuk gerak bersama jamaah dakwah 4 bulan di jalan Allah……….

DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMA-LAMANYA ☆ 2

Setiap manusia yang mau hidup tenang, damai, dan bahagia mereka harus mempunyai Iman yang benar. Menurut para ulama Iman itu ada rasanya, seperti gula yang rasanya manis dan garam yang rasanya asin. Kalau Iman ini tidak ada rasanya, ini berarti palsu Imannya. Nabi SAW bertanya kepada sahabat, “Bagaimana rasanya Iman kamu hari ini.” Lalu sahabat menjawab, “Saya dalam merasa betul-betul beriman ya Rasullullah.” Nabi SAW bertanya, “apa buktinya ?” Sahabat menjawab, “Saya merasa dunia ini sudah tidak ada artinya.” Sahabat ketika malam, mereka Tahajjud semalam suntuk, dan ketika siang dalam keadaan berpuasa. Sahabat tidur malam tidak yakin dapat hidup hingga pagi, bangun pagi tidak yakin bisa hidup sampai malam. Ketika melangkahkan kaki kanan rasanya tidak yakin masih bisa hidup ketika melangkahkan kaki kiri. Ketika mengucapkan salam ke kanan dalam sholat rasanya tidak yakin masih bisa memberi salam ke kiri. Inilah keimanan para sahabat, dan rasa dari Iman mereka.

Hari ini setiap manusia hidup dalam ketakutan sehingga dia mati-matian usaha untuk menghilangkan rasa takutnya. Hari ini apa yang paling di takutkan manusia yaitu takut miskin dan takut susah. Sehingga asbab ketakutan ini, mereka mati-matian mengumpulkan harta. Padahal untuk menghilangkan rasa takut ini mudah saja, tidak perlu kerja mati-matian kerja, tidak perlu uang yang banyak, cukup dengan agama saja. Agama ini adalah solusi bagi seluruh rasa takut manusia. Dengan agama nanti Allah akan ganti rasa takut miskin dan rasa takut susah dengan rasa kaya dan rasa tenangnya penghuni Surga di dunia. Apa itu rasa cukup dan tenangnya penghuni surga, yaitu ketika Allah bertanya kepada mereka di surga, “Apa lagi yang kalian mau ?” maka para penghuni surga akan bingung mau apa lagi karena mereka sudah merasa mendapatkan semua yang mereka mau, sudah merasa cukup. Begitu pula dengan orang beriman yang telah Allah masukkan rasa cukup dan tenang kedalam hati mereka maka mereka akan bingung mau apa lagi. Lalu diakherat dia akan Allah jadikan orang yang kaya dan berkuasa. Allah akan buatkan istana untuknya, yang di dalam istana ini terdapat lagi 70 puluh istana, dan setiap istana mempunyai 70 kamar. Semuanya qualitas satu, dari wanita-wanitanya, makanan-makananya, pelayan-pelayannya, sampai pada  kebendaannya. Dengan Agama, Allah jadikan kita manusia yang kaya di dunia dan akherat, tidak perlu susah-susah seperti di dunia.

Jadi Agama ini adalah solusi bagi seluruh rasa ketakutan dan masalah manusia. Untuk dapat mengamalkan agama ini perlu yang namanya Iman. Maulana Saad berkata, “Bagaimana Iman dan Agama bisa wujud dalam diri kita jika waktu kita sebagian besar masih digunakan untuk Dunia. Sementara waktu untuk agama hanya 2.5 Jam.” Orang memberi alasan tidak bisa mengamalkan agama karena keadaan dan lingkungan. Alasan-alasan ini tidak akan diterima di pengadilan Allah nanti

Kalau kita mau ikuti kehendak Allah nanti Allah akan bantu kita dan penuhi keinginan kita. Semua keadaan nanti akan Allah buat untuk memenuhi keinginan kita. Kita harus percaya dan yakin kalau Allah bisa buat apa saja. Jangan terlalu percaya pada akal, apa yang diakal belum tentu bener. Kini karena akal, kehebatan Allah jadi hilang. Kini mana ada orang yang percaya ada orang lahir tanpa ibu dan bapak, tapi Allah telah ciptakan Adam AS tanpa ibu dan bapak. Kini tak ada yang akan percaya kalau laki-laki bisa melahirkan perempuan, padahal Allah telah lahirkan Hawa AS dari Adam AS. Begitu juga tentang anak lahir tanpa bapak, seperti Isa AS. Jadi pertama kita perlu yakini dulu kalau Allah kuasa dan hanya Allah yang bisa selain Allah tidak bisa apa-apa. Jangan sampai salah bergantung dan jangan sampai tertipu. Semuanya tidak ada yang memberikan apa yang kita perlukan, yang bisa hanya Allah.

Kunci kesuksesan itu hanya ada pada Allah Ta’ala, jadi kini yang perlu kita lakukan adalah buat sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala. Kalau kita ada hubungan baik dan sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala maka semuanya akan beres, tidak ada masalah. Hanya dengan cara mempunyai sambungan yang benar dengan Allah baru Allah berikan kesuksesan. Kesuksesan itu tidak Allah letakkan pada keadaan-keadaan seperti miskin atau kaya, sakit atau sehat. Kesuksesan itu adalah ketika Sehat kita taat dan ketika sakit tetap taat, ini baru sukses. Ketika kaya taat dan ketika miskinpun tetap taat, ini baru sukses. Punya sambungan yang baik dengan Allah maka hidupnya akan baik. Tetapi jika tidak ada sambungan dengan Allah walaupun punya banyak harta dan kekuasaan yang luas maka hidupnya akan penuh masalah seperti Firaun dan Qorun.

Agar kita bisa nyambung dengan Allah Ta’ala makanya kita perlu Agama. Hanya dengan Agama kita bisa nyambung dengan Allah Ta’ala, karena Agama ini isinya adalah keinginan dan kehendak Allah. Nanti hanya Orang yang nyambung dan punya hubungan baik dengan Allah Ta’ala yang akan dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Bagaimana Nabi Ibrahim  punya sambungan yang benar dan hubungan baik dengan Allah Ta’ala sehingga api yang panas dibuat sejuk oleh Allah Ta’ala. Ini secara logika tidak kena dan tidak mungkin, tetapi bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin2x aja, dan Allah masih banyak cara lagi yang kesannya tidak mungkin oleh akal. Bagaimana Nabi Yunus  Allah Ta’ala pelihara dalam perut Ikan di kedalaman laut. Ini semua dapat terjadi karena mereka punya hubungan baik dan sambungan yang benar dengan Allah Ta’ala. Yang paling penting Iman dan Amal jika ini ada maka semuanya akan beres.

Saat ini, yang paling penting adalah bagaimana kita fikirkan diri kita agar bisa menjadi hamba yang baik. Jika kita bisa menjadi hamba yang baik maka nanti Allah akan berikan kita kebaikan-kebaikan yang banyak sekali, di dunia dan di akherat. Kini kita lihat anjing aja yang baik dengan tuannya, maka tuannya akan menyediakan segala kebutuhannya dan akan merawatnya. Dia akan dimandikan, di sediakan makanannya, sakit dibawa kedokter hewan, bahkan kini ada salon dan restoran untuk anjing agar anjing ini bisa senang. Beda dengan anjing liar, tidak patuh pada majikannya, maka dia akan dibiarkan, makan nyari sendiri susah-susah, dikejar-kejar orang mau dipukulin, tidak ada yang ngerawat, tidurnya tidak enak. Bagaimana dengan manusia jika dia mau jadi hamba yang baik, maka semuanya akan Allah bereskan kebutuhan dan masalahnya.

Yang paling baik adalah bagaimana kita ini jadi hamba saja yang baik dijamin tenang dan senang, Hayatun Thoyibah. Contohnya, seorang anak kecil ngtidak pernah pusing mikirin listrik, air, makan, baju baru, karena ia yakin orang tuanya akan menyelesaikan segala urusannya. Nah kalau kita punya keyakinan seperti ini maka Insya Allah kita bisa mendapatkan Hayatun Thoyibah. Nabi SAW pernah berkata :

“Allah lebih mencintai hambaNya melebihi seseorang Ibu kepada anaknya 70 kali lipat”

Seharusnya dengan hadist ini kita bisa lebih santai menghadapi hidup ini melebihi santainya seorang anak kecil. Karena kita yakin Allah akan menyelesaikan masalah-masalah kita sebagaimana seorang ibu menyelesaikan masalah anaknya.

Inilah yang diajak Nabi-nabi dari dulu dan ini yang Allah mau kita jaga. Sampai-sampai Allah kirim 124.000 nabi-nabi agar kita semua dapat selamat dan punya yakin yang benar. Selamat dari adzab Allah di dunia dan di akherat. Jangan sampai tertipu dan jangan sampai salah bergantung, inilah yang diajak nabi-nabi. Gantungkan diri kita hanya pada Allah karena dari dulu orang-orang yang menang, sukses, dan bahagia dunia dan akherat hanya orang-orang yang punya hubungan baik dengan Allah dan gantungan yang benar. Kalau ada perlu minta aja langsung pada Allah, Allah seneng diminta. Tidak usah takut, kita ada Allah yang semakin diminta semakin seneng. Allah hanya perlu kita yakin seperti yakinnya anak kecil, yaitu yakinnya anak pada orang tuanya. Uang tidak bisa buat apa-apa, kalau kita dikejar anjing apakah anjing dapat disogok ? Laa Illaha Illallah.

Orang yang beragama, baik ibadahnya, ini tidak otomatis dia jadi kaya, atau pangkat naik. Tetapi agama ini adalah memberikan keberkahan yaitu menghilangkan ketakutan dan kesusahan walapun miskin. Dengan agama ini Allah akan masukkan rasa kaya walaupun dia hidup miskin. Sekarang masalahnya adalah hati yang miskin, hati yang selalu merasa kurang, tidak pernah cukup, selalu was-was. Inilah masalah semua orang hari ini. Tapi karena Allah ini Maha Baik maka Allah berikan kita agama. Jadi agama itu adalah keberkahan dan ketenangan bukan untuk mendatangkan kekayaan atau kenaikan pangkat. Modal hidup yang terbaik adalah bagaimana kita dapat hadirkan Allah dalam hati ini dengan Agama. Agama adalah tertib hidup yang Allah kasih untuk manusia. Kalau matahari tidak mau ikut tertib yang Allah kasih, bintang tidak mau ikut tertib yang Allah kasih, maka yang ada kerusakan. Begitu juga kita jika kita tidak mau ikut tertib yang Allah kasih maka kita akan rusak dan merusaki. Karena tanpa agama hati orang ini akan rusak walaupun hatinya dipenuhi seluruh isi langit dan bumi, tetap aja tidak akan pernah merasa tercukupi atau terpuasi, selalu merasa kurang. Kalau hati udah rusak maka rusaklah seluruhnya. Hidupnya akan rusak dan merusaki. Banyak orang yang kelihatan sukses dari kebendaan dan pangkat tetapi susah hatinya. Ini karena tidak nyambung dengan Agama. Tetapi kalau ada Agama hati orang ini akan baik. Jika baik hatinya maka akan baik badannya, dan kehidupannya. Hati ini akan tenang, tidak stress, tidak merasa susah dan sedih. Tenang aja, kan ada Allah. Laa Illaha Illallah.

Dunia ini hanya tempat untuk persiapan untuk kehidupan yang abadi, tempat untuk usaha. Sedangkan akherat adalah tempat untuk menerima hasil atau gaji. Sukses dan gagalnya seseorang nanti di akherat bukan di dunia. Banyak orang kelihatan dari segi kebendaan sukses ternyata susah. Firaun dan Qorun dari segi kebendaan dan kekuasaan kelihatannya sukses tetapi ternyata didunianya saja sudah menderita, apalagi setiap ketemu Musa AS, selalu keluh kesah. Kehidupan yang sukses sebenarnya adalah kehidupan yang dapat mengantarkan kita ke surganya Allah. Daripada hidup terkenal, kaya raya, dan berkuasa tetapi ujungnya masuk neraka, ini namanya kegagalan.

Dunia ini bukannya tempat untuk memenuhi kemauan kita, tapi tempat untuk bersabar atas keinginan-keingan kita. Sekarang ini adalah tempat untuk ikuti maunya Allah, nanti Allah baru penuhi maunya kita di surga. Nanti akan ada satu kesempatan Allah akan sempurnakan seluruh kemauan kita, sesuka kita. Tapi sekarang kita sempurnakan dulu maunya Allah. Dunia ini hanya tempat ujian dan penjara bagi orang beriman. Tidak ada kebebasan bagi orang beriman selama di dunia. Semuanya harus ikut aturan seperti dalam penjara. Bebas nanti kalau masuk surganya Allah. Didunia ini kita di uji untuk ikuti perintah Allah yang kelihatan hasilnya. Kalau dilihatin hasil dari 27 derajat sholat maka kontan mesjid akan ramai jadi tempat antrian. Bahkan kini yang taat terlihat susah dan yang tidak taat telihat senang. Ini karena dunia ini adalah tempat untuk bersabar bagi orang beriman, senangnya nanti di akherat.

Kamis, 11 Oktober 2018

DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMA-LAMANYA ☆ 1

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba.
Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari itu. Dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepadaNya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.
{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda) :
Harimu adalah hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?
Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi.

Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain.

Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."
"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."
"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.
{Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.}
(QS. Thaha: 124)
Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersibkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah s.w.t., Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat kelak!
{Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat.}
(QS. Al-An'am: 110)

Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa "tidak ada llah selain Allah". Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benarbenar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit— segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Seberapa besar — kuat atau lemah, hangat atau dingin — iman Anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan Anda.
{Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.}
(QS. An-Nahl: 97)

Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka, Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.

JADIKAN ISTRIMU SEBAGAI PARTNER DALAM KERJA DAKWAH

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Wanita adalah merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Jumlah wanita saat ini lebih banyak dari jumlah laki-laki, dan jumlah anak-anak lebih banyak daripada jumlah wanita saat ini.

Jika saat ini kita tidak buat usaha agama atas kaum wanita, maka kita akan kehilangan sebagian besar dari umat ini.

Suasana agama di rumah akan terbentuk apabila fikir wanita sudah berubah menjadi fikir agama. Begitu juga anak-anak kecil akan terdidik dengan agama asbab wanita di rumah yaitu ibunya.

Madrasah pertama bagi anak-anak ini ada di pangkuan ibunya. Jika wanita-wanita ini tidak  di didik agama, maka suasana agama tidak akan ada dalam rumah tersebut. Bahkan anak-anak kecilpun nanti akan jauh dari kehidupan agama.

Maka penting dari kaum wanita harus mempunyai kesadaran akan tanggung jawab agama, dan usaha atas agama. Karena itu para karkun lama hendaknya membentuk fikir istrinya untuk ikut ambil bagian dalam kerja ini. Sampai terbentuk dalam diri mereka bahwa suami saya ini adalah da’i Allah, pekerja agama, maka saya harus membantu dia dalam kerja ini.

Seorang da'i dapat bekerja dengan baik dalam amalan ini apdabila ditopang oleh istrinya. Oleh karena itu penting sekali membawa istri kita kepada fikir ke arah tersebut. Apabila fikir  wanita sudah terbentuk maka mereka akan mebuat pengorbanan yang besar dalam kerja dakwah. Apabila fikir agama istri tidak terbentuk maka mereka bisa menjadi penghalang terbesar suami dalam kerja dakwah.

Sudah menjadi fakta dan kenyataan hari ini banyak orang lama, orang kuat, yang terlempar dari usaha ini asbab dari fikir istrinya yang belum terbentuk. Tetapi kalau fikir sudah terbentuk dalam diri kaum wanita maka mereka akan memberikan pengorbanan yang besar dan ikut mendorong suaminya dalam kerja dakwah.
Oleh karena itulah dalam usaha dakwah ini bagaimana para wanita dapat di ikut sertakan dan dilibatkan dalam kerja dakwah.

Baginda Rasullullah Saw telah membawa para kaum pria dan wanita untuk terlibat dalam kerja dakwah. Keyakinan yang terbentuk dalam diri para sahabat RA, telah tertanam pula sama dalam diri para Sahabiyah R.ha. Sahabat memberikan pengorbanan begitu juga para sahabiyah, mereka memberikan pengorbanan yang sama seperti para sahabat RA. Jazbah dan semangat yang ada dalam diri para sahabat RA juga wujud dalam diri Sahabiyah R.ha.

Pada waktu itu terbentuk dalam fikir diri wanita bahwa saya hidup dan dilahirkan oleh Allah Swt untuk ikut berjuang bersama Rasullullah Saw. Bagaimana pengorbanan wanita di jaman dahulu ketika suaminya bergerak dijalan Allah, para istri menyibukkan dengan amalan-amalan di rumah. Kefakiran yang datang kedalam kehidupan para sahabiyah asbab suaminya pergi berjuang di jalan Allah, namun mereka tidak menunjukkan kefakirannya tersebut kepada orang-orang pada waktu itu, dan tidak membicarakannya kepada orang lain.

Para sahabat Nabi SAW memberikan pengorbanan dengan pergi ke tempat-tempat jauh, para istrinya, sahabiyah R.ha,  memilih sabar dan tegar, inilah pengorbanan para wanita pada waktu itu. Tidak ada satupun sahabiyah yang ditinggal suaminya fissabillillah, yang mengadukan keadaannya kepada Rasullullah Saw. Mereka sadar bahwa salah satu wujud perjuangan agama ini adalah dengan mendorong para suami untuk pergi berjuang di jalan Allah. Mereka mempunyai keyakinan bahwa mereka dilahirkan untuk membantu kerja agama para suami, sehingga dengan kesadaran mereka gunakan harta mereka untuk mempersiapkan suaminya berjuang di jalan Allah.

Para sahabiyah R.ha, menyadari dengan pengorbanan mereka untuk agama, maka Allah nanti akan memberikan balasan yang baik kepada mereka. Inilah asbab fikir yang sudah terbentuk dalam diri sahabiyah ketika itu, sehingga mereka bisa membuat pengorbanan yang seperti itu. Inilah sebabnya kerja atas wanita itu sangat penting, namun harus dibawa dengan hati-hati dalam pelaksanaannya.

Hadratji Innamul Hasan rah.a katakan :
“Kerja atas wanita ini sangat penting, penting untuk di ikutkan dalam kerja ini, namun harus dibawa dengan sangat hati-hati dalam pelaksanaannya. Harus ada tertib-tertib khusus sebagai batasan dan ushul dalam membuat kerja atas wanita sebagaimana kerja para rijal (laki-laki) untuk menjaga daripada prinsip kehati-hatian tadi.”

Kita harus berjalan dalam kerja atas wanita ini dengan tertib yang benar agar bisa mendatangkan manfaat. Maka untuk perkara ini para karkun harus sering merujuk ke Nizamuddin, datang lagi bertemu dengan para masyeikh, untuk mendapatkan arahan yang betul atas kerja masturoh ini

Dalam catatan sejarah dakwah, kalangan perempuan malah lebih mudah mendapatkan hidayah. Ini terbukti pada zaman Nabi Saw, banyak pertentangan dari laki-laki, yang juga dari anggota keluarganya. Abu jahal, Abu Lahab dan beberapa orang laki-laki, malah banyak memusuhi Nabi. Sebaliknya, dari kalangan perempuan, dari bibi-bibi Nabi, malah banyak yang langsung mengikuti hidayah

Ketika Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu masuk Islam, ia langsung ajak kedua orang tuanya. Ibunya langsung mau. Alasannya, waktu itu budaya jahiliyah suka mengubur anak perempuan. Ibunda juga hendak dikubur. Tapi Allah tolong. Kalaulah waktu itu sudah terkubur dalam tanah, maka tidak melahirkan anak hebat sekelas Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu. Jadi ibunda Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu merasa, pancaran cahaya Islam, adalah pembebasan bagi perempuan yang tradisi menganggap perempuan adalah barang dagangan. Biasa dijual. Biasa dipamerkan auratnya, hanya karena ingin dirayu laki-laki di jalan. Biasa dikubur hidup-hidup karena dianggap pembawa petaka bagi kehormatan kabilah. Dan kebiasaan buruk lainnya. Ibunda Zaid radhiallahu ‘anhu pilih memeluk Islam, sedangkan ayah Zaid radhiallahu ‘anhu, masih banyak pikir-pikir dahulu.

Ibunda Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu bukan orang pertama, dari kalangan perempuan. Yang pertama, adalah Sayyidah Khadijah radhiallahu ‘anha. Saking hebatnya, Sayyidah Khadijah radhiallahu ‘anha langsung dukung semua upaya Nabi. Dakwah Nabi semakin pesat, karena semua harta, jiwa raga, diserahkan istrinya secara ikhlas, untuk perjuangan dakwah Nabi kita.

Inilah hebatnya jika perempuan dalam dakwah, dukungannya benar-benar nyata bagi rijal. Ahbab rijal yang istrinya sudah kenal dakwah, jika malas-malasan keluar, kaum masturah malah mengusirnya dari rumah, agar rijalnya mau berangkat. Begitu juga, perkataan Sayyidah Khadijah radhiallahu ‘anha yang terkenal itu. "Wahai suamiku, jika aku meninggal terlebih dahulu, galilah tulang-belulangku dan jadikan perahu. Supaya bisa Engkau berdakwah seberangi lautan, dari perahu yang terbuat dari tulangku ini." Ulama lain, katakan, "jika tulangku bisa kamu jual, maka jual saja untuk biaya dakwah".. Subhanallah…

Allah Swt, muliakan wanita dengan Surat An-Nisa. Allah Swt juga muliakan kesabaran seorang wanita, dan mensucikannya, dengan menyebut nama Maryam binti Imran. Kalau nama kita, disebut-sebut orang terkenal, maka begitu bangganya. Begitu juga dengan Maryam binti Imran. Allah sendiri yang sebutkan namanya. Agar menjadi contoh bagi seluruh perempuan yang ada di jagat semesta ini.

Allah memang pilih, keluarga Imran sebagai generasi unggul. Seperti dalam Qur'an Surat Ali Imran ayat 22. Allah menyebut beberapa orang, sebagai generasi unggul. Generasi terbaik, dari yang lain. Keturunan ; Adam alaihissalam, Nuh alaihissalam, Ibrahim alaihissalam, dan termasuk keluarga Imran. Istrinya Imran, orang yang sangat shalihah. Ia menginginkan adanya anak keturunan, agar bisa khidmad untuk perjuangan agama. Allah terima niat baiknya. Hingga ia melahirkan anak perempuan, yang Allah berikan nama "Maryam." Jadi, Allah sendiri yang berikan nama. Dan Allah tentukan pengasuhnya, yakni Zakaria 'alaihissalam.

Begitu hebatnya, keyakinan yang dibangun oleh perempuan yang dinamakan Maryam itu. Ketika ditanyakan oleh Zakaria 'alaihissalam, sebagai pengasuh, dari mana rezeki ini? Maryam kecil menjawab,"ini dari Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa pun, tanpa hisab." Maksudnya, tanpa pandang bulu, siapa pun diberikan, sesuai dengan kemauan Allah.

Dahulu ada kisah seorang perempuan yang sederhana. Ia bukan kalangan bangsawan, bukan kalangan yang dihormati kabilah-kabilah Arab. Gadis ini, gadis lugu. Tapi karena keimanan dan keyakinan pada Allah, sudah benar, sudah meresap dalam hati, maka sikapnya juga menjadi baik.

Seorang gadis miskin, di tengah malam mendebat ibunya, “Jangan. Wahai ibunda… Khalifah Umar mungkin tidak tahu, tapi Allah Swt selalu melihat kecurangan kita.” Siapa sangka Umar bin Khattab radhiallahu‘anhu ternyata ada di depan rumah itu, mendengarkan percakapan mereka berdua. Kejujuran gadis itu membuat khalifah terharu. Sambil kembali pulang ke rumah, tidak henti-hentinya air mata Umar membasahi jalan-jalan malamnya.

Esok harinya, ia meminta Ashim radhiallahu ‘anhu, putra Umar radhiallahu ‘anhu untuk melamar gadis itu. Ashim radhiallahu ‘anhu putra khalifah yakin dengan apa yang didengar dari suara hati ayahnya. Ia percaya dengan gadis jujur penjual susu yang enggan mencampur susu dengan air gula, akan selalu membawa kebaikan dari pilihan ayah tercintanya.

Dari hasil pernikahan mereka berdua, Allah Swt memberi seorang anak perempuan yang mereka namakan Laila. Cucu perempuan khalifah ini, orang banyak memanggilnya dengan sebutan Ummu Ashim. Laila tumbuh sebagai gadis yang mewarisi kebaikan ibunya. Ia dilamar oleh Abdul Aziz bin Marwan. Mereka pindah ke Mesir, karena bertugas di sana. Abdul Aziz bin Marwan menjadi gubernur Mesir semasa pemerintahan Bani Umayyah.

Darah biru belum terhenti di sana. Allah Swt memberikan seorang putra dari keberkahan mereka berdua yang dinamakan Umar. Dia lah Umar bin Abdul Aziz rahmatullah 'alaihi. Seorang Anak gubernur yang mewarisi jiwa kepemimpinan leluhurnya. Di usia 30-an, Umar bin Abdul Aziz rahmatullah 'alaihi menjadi gubernur berbagai wilayah. Kufah, Mekkah, Madinah, Hijaz sekaligus Thaif dan sekitarnya.

Jadi, hanya karena gadis jujur tadi. Allah suka sikapnya, Allah balas kebaikan, hingga dilamar putra khalifat Umar radhiallahu 'anhu. Juga punya keturunan menjadi khalifah Umar bin Aziz rahmatullah 'alahi. Perempuan yang sederhana, mirip dengan istri dari Imran tadi. Walau nama jelasnya tidak disebut, tapi amal baiknya abadi dalam Qur'an. Dibaca seluruh umat manusia, hingga hari kiamat.

Sekali lagi, jika kita niat, semata-mata karena Allah. Akan ada keberkahan. Nantinya, dari niat kita yang diterima, bukan hanya untuk kita saja. Keberkahan akan berbuah manis hingga anak-cucu kita nanti, hingga beberapa generasi. Bahkan ke seluruh alam. Amiienn…Amieenn Ya Rabbal 'Alamiinn…

Selain niat untuk semata-mata islah diri, yang kedua adalah niat untuk mendukung suami dan anak dalam dakwah. Karena kalau suami semangat, sekalipun istrinya tidak ikut berangkat,  istrinya akan tetap mendapat pahala. Keberkahan akan merata di dalam rumah. Anak-anak lebih mudah menjadi soleh-solehah. Ini berkat dari pengorbanan seorang perempuan karena ketabahan dan kesabarannya.

Para Nabi yang istrinya mendukung dakwah, maka dakwahnya akan lebih sukses. Selain Baginda Nabi Saw, misalnya istri Nabi Ibrahim 'alaihissalam, dan Istri Nabi Musa 'alaihissalam. Mereka lebih sukses dari yang lain. Begitu juga dengan Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu wa karramallahu wajhahu. Kesuksesan beliau, karena peran baik langsung, atau tidak langsung, dari istrinya. Fatimah radhiallahu 'anha.

Fatimah radhiallahu 'anha menjadi penghulu perempuan di surga. Hadis riwayat Tirmidzi dari Ummu salamah, Istri Nabi saw, berkata yang singkatnya "Surga bagi perempuan tidak boleh dimasuki, sebelum langkah kaki Maryam binti Imran dan Fatimah radhiallahu 'anha ada di tempat itu. Beliau bisa menjadi sebegitu hebat, bukan karena nepotisme Nabi. Bukan karena ayahnya Rasulallah, sehingga anaknya otomatis bisa punya derajat begitu tinggi. Penghargaan ini, karena upaya Fatimah radhiallahu 'anha sendiri.

Putri Nabi ini, juga putri Raja Yastrib. Raja di Madinah. Tapi beliau, tidak dibela Nabi, kalau Fatimah radhiallahu 'anha berbuat salah. Nabi katakan, "law anna fatimata binti muhammadan saraqot, la qhoto'tu yadaha."  (seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, maka aku—ucap Rasul—sendiri yang memotong tangan anak perempuannya).

Manakala Nabi akan menghembuskan ajal, Fatimah radhiallahu 'anha ada di rumah itu. Nabi katakan, bukakan pintu, ada yang mengetuknya. Putri Nabi ini membuka pintu, namun tak ada orang. Kata Baginda Rasul, tamunya sudah di dalam sini semua. Fatimah radhiallahu 'anha terkejut.
Lalu, orang yang mulia itu, Rasulallah Saw, mengisyaratkan kalau ini waktunya. Penghulu perempuan surga itu menangis. Ia teringat kata-kata yang ayahnya bisikkan, saat Fathu Makkah. Kalau Baginda Rasul, ayahnya itu, sebentar lagi akan meninggal. Perasaan yang sama. Bisikan yang sama, saat ini didengar Putri Nabi tercinta. Sambil sesenggukan, wanita itu berusaha memadamkan geloranya. Kata Rasulallah pada putrinya, yang intinya beliau katakan "Wahai Fatimah… tiap maut ada sekaratnya." Belum berhenti air mata Fatimah, perempuan salehah itu terus menangis. Tapi Baginda Nabi khawatir dengan umatnya. Lalu masalah perempuan. Maksudnya hak-hak perempuan harus dijaga. Dilindungi. Lalu, masalah pentingnya shalat. Fatimah radhiallahu 'anha, dan Para Malaikat berkabung. Seluruh alam semesta turut menangis.

Rasa sakit itu kian memuncak. Sekujur tubuh Nabi menggigil. Wajah beliau semakin memucat, urat-uratnya menegang. Dalam keadaan sakit tak tertahankan itu beliau berdoa, “Ya Allah, alangkah sakitnya! Ya Allah, timpakanlah sakitnya maut ini hanya kepadaku, jangan kepada umatku.”

Cintanya beliau pada umat ini. Kepada kita. Ummat Muhammad Shallahu 'alaihi wa sallam. Begitu besar. Hingga ia memohon, agar tiada satu pun dari umatnya tidak merasakan sakitnya sakaratul maut. Cukup dirinya saja. Adakah di antara, yang begitu mencintai Rasulallah, hingga menjelang ajal juga masih memikirkan Baginda Rasul, sebagaimana Baginda Rasul yang selalu memikirkan umatnya dalam keadaan begitu.

Mendengar tangis putri kesayangannya itu masih belum berhenti, Rasulullah SAW sempat mengisyaratkan agar Putrinya mendekat. Perempuan sholehah itu, akhirnya menempelkan telinga ke wajah ayahnya.  “Bersabarlah anakku sayang. Tidak ada lagi penderitaan ayahmu sesudah hari ini…”  Nabi SAW berusaha menghibur putrinya lagi. "Setelahku.. engkau yang menyusulku terlebih dahulu." Seketika itu juga, Fatimah  gembira. Ia tersenyum lebar. Dari bibir ayahnya sendiri, Fatimah dikabarkan juga akan segera meninggal dunia. Menyusul kepergian Nabi Saw

Alangkah mulianya amalan perempuan ini. Dikabarkan akan meninggal, justru sangat senang. Karena bisa yang pertama menyusul. Sangat berbeda jauh dengan perempuan-perempuan kita, yang sangat benci kematian. Juga membenci kemiskinan. Pangkat, yang akan disandang, sebagai perempuan penghulu surga, terbersit dalam hasratnya. Dan wanita shalehah itu, istri Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu lupa diri dalam senyumnya. Ia lupa sesaat kalau ayahnya, suri tauladannya, masih terbaring di depan mata. Sudah tak bernyawa lagi.

Benarlah apa yang dikatakan Rasul. Fatimah yang akan menyusul, lalu Sayyidah Zainab binti Jahsy, istri rasul yang panjang tangan, rajin sedekah, menjadi orang-orang yang meninggal setelah kepergian Baginda Nabi.

Fatimah meninggal dunia di usia 28 tahun, 6 bulan setelah kematian Nabi saw. Merasa ajalnya sudah dekat, Fatimah radhiallahu 'anha membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian, dan berwasiat kepada Iparnya, Asma bin Abi Thalib radhiallahu 'anha : “hanya suamiku, yang boleh menyentuh tubuhku.” Mengenai kematian putri kesayangan Nabi ini, banyak sekali tertulis kisah-kisah yang menyedihkan. Fatimah radhiallahu 'anha memang wafat di usianya yang masih sangat muda. Terlepas dari cerita penganiayaan itu, ada cerita menarik menjelang wafatnya Fatimah radhiallahu 'anha. Sebelum membersihkan diri dan bersiap menghadap Allah swt, ketika Fatimah radhiallahu 'anha merasa ajalnya sudah dekat, dia memandikan dua putra nya (Hasan dan Husein radhiallahu 'anhuma) dan menyuruhnya pergi ke masjid. Menyusul Ayah mereka untuk sholat. Setelah pulang dari masjid 'Asma menemani dua putra Fatimah radhiallahu 'anha itu makan, dan bertanyalah mereka kepada 'Asma binti Abi Thalib rahdiallahu 'anhuma. “dimana ibu kami? Belum pernah kami makan tanpa ditemani ibu kami”. Fatimah radhiallahu 'anha meninggal dengan keadaan sujud menghadap kiblat. Anak-anak Fatimah menyaksikan ibunya dalam keadaan demikian mulia.

Hidup berumah tangga adalah anugerah Allah Subhanahu Wata’alayang diberikan kepada hamba-Nya setelah nikmat Islam dan iman. Cinta dan kasih sayang serta ketentraman hidup berumahtangga adalah dambaan idaman bagi setiap pasangan suami istri.
Diantara pilar terpenting bagi kebahagiaan hidup berumah tangga adalah seorang istri. Yaitu bila ia sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam;
ِإِنَّمَا الدُّنْياَ مَتَاعٌ، وَلَيْسَ مِنْ مَتَاعِ الدُّنْيَا شَيْءٌ أَفْضَلُ مِنَ الْمَرْأَةِ الصَّالِحَة
 “Hanyalah dunia ini semata kesenangan. Dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih utama daripada seorang istri yang sholihah.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam suatu riwayat, Nabi Dawud alaihissalam pernah berkata; seorang istri yang jelek akhlak dan agamanya,  maka bagi suaminya ia bagaikan beban berat yang dipikul oleh seorang lelaki tua renta. Sedangkan seorang istri yang sholihah ia ibarat mahkota yang terbuat dari emas yang menyenangkan bila dipandang mata.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad, diceritakan oleh sahabat Hushain bin Mihshan bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepadanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” ia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya lagi: “Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?” ia menjawab, “Saya tidak pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.” Beliau bersabda:
فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Perhatikanlah posisimu terhadapnya. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu terhadap) suamimu.” (HR. Ahmad: 18233)

Dalam hadits yang mulia diatas ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallamtentang sangat agungnya kedudukan suami dihadapan istrinya. Bahwa suami adalah Surga atau neraka istrinya. Artinya bila seorang istri berbakti kepada suaminya maka Surga Allah akan selalu menantinya. Sebaliknya bila seorang istri durhaka kepada suaminya, maka nerakalah ancamannya. Maka sangat mudah bagi seorang wanita untuk mendapat surga dan juga sangat mudah pula bagi seorang wanita untuk mendapat neraka.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;
لإِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan ta’at kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya; ‘Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu inginkan’.”
Begitu agungnya hak seorang suami yang ada pada istrinya, sehingga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;
لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا وَلَوْ أَنَّ رَجُلًا أَمَرَ امْرَأَتَهُ أَنْ تَنْقُلَ مِنْ جَبَلٍ أَحْمَرَ إِلَى جَبَلٍ أَسْوَدَ وَمِنْ جَبَلٍ أَسْوَدَ إِلَى جَبَلٍ أَحْمَرَ لَكَانَ نَوْلُهَا أَنْ تَفْعَلَ
“Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang isteri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan isterinya untuk pindah dari gunung ahmar menuju gunjung aswad, atau dari gunung aswad menuju gunung ahmar, maka ia wajib untuk melakukannya.” (HR. Ibnu Majah)

Wallahu a'lamu bish-shawab
Wassalamu 'alaikum wr wb