Jumat, 23 November 2018

BENDERA RASULULLAH BERTULISKAN KALIMAH TAUHID

Ada bbrp tulisan di blog2 yg menyudutkan bahwa dalil2 ttg bendera Nabi itu dha'if, munkar, bahkan maudhu'.

Maka dlm kesempatan ini sy mencoba ulang kembali bbrp hadits utk memperkuat hujjah tentang permasalahan tsb.

Sebuah hadits riwayat Imam Thobroni dlm Kitab Al-Mu'jam al-awsath, juz 1, bab Min Ismuhu Ahmad, no.219, hal.201-202 :

حدثنا احمد بن رشدين قال: نا عبد الغفار بن داود ابو صالح الحراني قال: نا حيان بن عبيد الله قال: نا ابو مجلز ﻻحق بن هميد ،  عن ابن عباس قال :
كانت راية رسول الله صلى الله عليه و سلم سوداء ولواؤه ابيض  مكتوب عليه : ﻻ إله إﻻ الله محمد رسول الله

Dlm hadits tsb Ibnu Abbas menerangkan bahwa royah nabi itu berwarna hitam dan liwanya berwarna putih, tertulis padanya "Lâ ilàha illallàh"

Dlm kitab Al-Mu'jamul Ausath ini Imam Thabrani rah.a. menuliskan sekitar 170-an hadits dari gurunya,  Syaikh Ahmad b. Risydin rah.a.

Juga sebuah hadits riwayat Imam Ashbahani dlm Kitab Akhlaq an-Nabi saw.  bab Karakteristik Kostum Rasulullah saw.  sub bab Memori dari Rayah-nya (Nabi) saw.  no.420, hal.153 :

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻧﺠﻮﻳﻪ ﺍﻟﻤﺨﺮﻣﻲ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺮﻱ ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ ، ﻧﺎ ﻋﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻃﺎﻟﺐ ، ﻋﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺠﺎﺯ ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ، ﻗﺎﻝ :
ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺍﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻮﺩﺍﺀ ﻭﻟﻮﺍﺀﻩ ﺃﺑﻴﺾ ، ﻣﻜﺘﻮﺏ ﻓﻴﻪ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

Satu hadits lg dikeluarkan Imam Ashbahani dlm kitab yg sama, bab dan sub bab yg sama, halaman yg sama, hanya beda nomor hadits dan jalur sanadnya, yaitu no.421, dg sanad :

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻧﺠﻮﻳﻪ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺮﻱ ، ﻧﺎ ﺍﺑﻦ ﻭﻫﺐ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﻤﻴﺪ ، ﻋﻦ ﺍﻟﺰﻫﺮﻱ ، ﻋﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺴﻴﺐ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ

Selanjutnya dlm Kitab Al- Anwar fi Syama-il an-Nabi al-Mukhtar, bab ke-72 Mengingati Royah dan Liwa nya Nabi saw., hal.590-591, No.894

ﻭﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻃﺎﻫﺮ ، ﺃﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ، ﺃﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ، ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻧﺠﻮﻳﻪ ﺍﻟﻤﺨﺮﻣﻲ ، ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺮﻱ ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ ، ﻧﺎ ﻋﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻃﺎﻟﺐ ، ﻋﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺠﻠﺰ ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﻤﺎ ، ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺍﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﺳﻮﺩﺍﺀ ، ﻭﻟﻮﺍﺅﻩ ﺃﺑﻴﺾ ، ﻣﻜﺘﻮﺏ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ،
ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

Dan diterangkan dlm hadits selanjutnya di No.897, nama benderanya Nabi saw. itu  "العقاب - Al 'Uqab"

Kemudian dlm Kitab Al-Kamil nya Ibnu 'Adi
Dari Abdullah b. Umar ra. :

ﺛﻨﺎ ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩﻱ , ﻭﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﻤﺘﻨﻊ , ﻗﺎﻻ : ﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻳﺤﻴﻰ ﺍﻟﻮﻗﺎﺭ , ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻷﺯﺩﻱ , ﻋﻦ ﺣﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺯﻫﻴﺮ ﺍﻟﻌﺪﻭﻱ , ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺨﻠﺪ , ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ , ﻗﺎﻝ : " ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺍﻳﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻮﺩﺍﺀ , ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻓﻴﻬﺎ : ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

Lebih kurang ada 120-an kitab telah dituliskan dan dibahas ttg benderanya Nabi saw., termasuk 30-an kitab yg bendera tsb tertulis kalimat tauhid.
Ini yg sy temukan. Tapi bagi yg lebih teliti lagi, sy yakin akan ditemukan kitab2nya lebih banyak lagi.

Tahqiq yg disampaikan dlm bbrp tulisan yg menyudutkan bendera Nabi tsb bertuliskan kalimat tauhid tsb sy nilai gak adil karena hanya disampaikan sisi jarh nya saja.
Kemudian dikunci dg pesan "jangan lupa kaidah kalau ada jarh dan ta'dil, dahulukan jarh nya"

Ini sy kira termasuk pemaksaan pemahaman.
Pertanyaannya,, bagaimana kalo yg menyampaikan jarh itu org yg tergolong dhoif ? Atau org yg punya permusuhan ?

Baik utk meringkas diskusi ini, kt bahas langsung ttg ta'dilnya Hayyan b. Ubaidillah. Karena inti dari maqbul mardudnya hadits ini mengerucutnya pada rawi tsb.

Penilaian dari Imam Abu Ya'la, Hayyan b. Ubaidillah "Tsiqah".
Ini ditulis dlm Kitab Majma'uz-Zawaid, juz 5, hal.321

Jg ditulis dlm Kitab Tharh at-Tatsrib fi Syarh at-Taqrib, juz 7, hal.220

Selanjutnya kita buka Kitab al-Jarh wa al-Ta'dil karya Al Imam Al Hafizh Syaikhul-Islam Abi Hatim ar-Razi, Juz 3, hal.246, No.1093 :
"Shaduq"

Ada yg menulis dg menerangkannya dlm Jarh III : 246. "Shaduq" itu spt digolongkan dlm golongan "Jarh" dg memotong nama kitab aslinya. Padahal "Shaduq" itu termasuk "al-Ta'dil"
Istilah "Shaduq" itu sendiri menunjukkan bahwa perawi tsb jujur dan dpt dipercaya.

Dan kita sama ketahui bahwa Kitab al-Jarh wa al-Ta'dil karya Imam Ibnu Abi Hatim al-Razi itu adalah salah satu kitab utama sbg rujukan bagi para peneliti hadits di zamannya di abad ke 2-3 hijriyah hingga sekarang.

Kemudian selanjutnya penilaian dari Abu Bakar al-Bazar yg mengatakan bahwa Hayyan b. Ubaidillah "Masyhur dan Laisa bihi ba’sa"

Setelah kt ketahui pujian2 yg diistilahkan "al-ta'dil" dari para ulama ahli hadits kpd rowi Hayyan b. 'Ubaidillah,,
Maka kt ketahui hadits2 tsb termasuk hadits mudhtharib.
Sebagian ada yg menguatkan sebagian ada yg melemahkan.

Terus kalo ada yg bilang dlm masalah bendera dg tulisan kalimah tauhid ini semuanya "dhaif" ,,,
Jawabannya : yaaaa dhaif menurut siapa, hasan menurut siapa, shahih menurut siapa ?

Kalo ngotot pokoknya dhaif semua,,, berarti org ini gak mau ngerti ttg ikhtilaf nya ulama.

Dan di banyak keterangan, ditulis
 " وهو ظاهر فى التغاير "
Kemudian ditambahkan keterangan
" لعل التفرقة بينهما عرفية "
Pada kitab :
- Fath al-Bari, Juz 7, hal.477
- Al-Muwahib al-Laduniyah bi al-Minah al-Muhammadiyah, Juz 1, hal.201
Dan kitab2 lainnya.
Ini menunjukkan bahwa sudah dimaklumi semenjak dahulu pertentangan di kalangan ulama tentang hadits tsb.

Sampai di sini sy tdk akan mengambil istinbath utk membenarkan atau menyalahkan pendapat dari sebagian kalangan ulama dari sebagiannya lagi.
Karena sy hanya seorng muqallid yg cuma mengikuti pendapat para ulama panutan sy.

Baik di sini akan sy sampaikan kitab2 para ulama yg menerangkan royah dan liwa' Nabi saw. itu tertulis kalimah
 ﻻ اله اﻻ الله محمد رسول الله

- Kitab Inaratud-Duja fi Maghzi Khair al-Waraya atau lebih populer dg sebutan Kitab Al-Maghzi al-Waqidi, Bab Ar-Rayah wa al-Liwa',  Juz 1, hal.543.

Kitab ini termasuk kitab sejarah Islam terawal dan terpopuler.

- Kitab Subul al-Huda wa al-Rasyad fi Sirah Khairil 'Ibad, Bab Ke-6 tentang Liwa' , Rayah, dan Kemahnya Nabi saw. Juz 7, hal.371

- Kitab Taisir al-'Aziz al-Hamid fi Syarh Kitab al-Tauhid, Bab Seruan kepada Syahadat Laa ilaha illallah, Juz 1, hal.103

- Kitab Syarh Kitab al-Tauhid, karya  Syaikh Abdullah b. Muhammad al-Ghunaiman, Bab Mengambil Bendera ketika Perang, Juz 25, hal.14.

- Kitab Fathul-Majid Syarh Kitab al-Tauhid, Bab Dakwah kepada Syahadat Laa ilaha illallah, Juz 1, hal.89

- Kitab Bada-i' al-'Umur fi Waqaa-i’ ad-Duhur, karya Imam Suyuthi, lembar ke-286

Dan masih banyak lagi kitab2nya, tetapi sy kira sdh cukup sebagai rujukan bagi yg mempunyai keyakinan bahwa bendera Nabi saw. itu tertulis kalimah
ﻻ اله اﻻ الله محمد رسول الله
Sebagaimana keyakinannya ulama2 terdahulu,, maka seperti jg keyakinannya ulama2 kita zaman ini :
Ust. Abd. Somad, Ust. Adi Hidayat, Ust. Aa Gym, Habib Rizieq Shihab, dan yg lain2nya.

Dan bukankah ada keterangan bahwa wali yg dulu dakwah di nusantara ini, diutus oleh Sulthan Turki - Sulthan Muhammad (Mehmed) I dan II, membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid,, yg masih tersimpan di museum kraton jogjakarta.

Dan bagaimana dg bendera merah putih bertuliskan Laa ilaha illallah yg dikibarkan para pejuang kemerdekaan pasukan Hizbullah dahulu ?
Ulama2 nusantara ketika itu pasti punya referensi ttg aqidah tsb.

Kalau keterangan itu semua bisa diterima,, maka bentuk khath sebagaimana yg dikritik Didin Sirojuddin AR. utk menuliskan kalimah
 ﻻ اله اﻻ الله محمد رسول االه
pada kain bendera tsb menjadi tdk perlu dipersoalkan lagi.
Karena kalau ketika itu Nabi saw. biasa mengirimkan surat kpd raja2 utk berdakwah,,, maka bukanlah suatu yg mustahil utk menuliskannya di sebuah bendera.

Maka tdk berlebihan kalau kami berprasangka bahwa ada yg mengkaburkan aqidah ttg panji hitam Rasulullah.
Ini salah satu fitnah dikalangan ummat, yg nantinya mengarah pada penolakan Al-Mahdi sbg Khalifah akhir zaman.
Ada jg pemahaman bahwa panji hitam Al-Mahdi itu berupa kendaraan "Jet", bukan "Ar-Rayah"
Bahkan ada jg pemahaman bahwa Al-Mahdi itu hanyalah sifat2 kebaikan, bukanlah wujud zhahir.
Lengkap sudah rangkaian fitnah tsb yg saling kait mengait.

اللهم احفظنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن
والله اعلم بالصواب

Selasa, 06 November 2018

PENTINGNYA ADAB

Kyai H. Uzairon Thoifur Abdillah berwashiat :
"Sholat di masjid itu penting.. tapi adab dalam masjid itu lebih penting.. Sholat itu penting.. namun adab dlm sholat itu lebih penting.. Membaca Alquran itu penting..
namun adab membaca Al quran itu lebih penting..
Karena amalan tanpa adab tidak akan ada keberkahannya.. Sebagaimana ada seseorang yang ingin memberikan hadiah yang besar kepada raja namun dengan pakaian yang tidak sopan, dgn tangan kiri.. tentu saja raja akan marah dan menolak hadiah tersebut karena hakikatnya raja tidak perlu pemberian.

Namun sebaliknya walaupun pemberiaan yang kecil namun dengan adab yang baik akan membuat seorang raja senang dan menerima pemberian tersebut walaupun hakikatnya raja tidak perlu dengan pemberian tersebut.

Adab adalah menganggungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama.
Lahirnya para ulama tidak lepas karena orang tuanya memuliakan Adab.

Muhammad Al fatih, panglima besar penakluk konstantinopel (istanbul) tidak lepas karena orang tuanya sangat memuliakan adab. Dikisahkan orang tuanya tidak pernah duduk apabila dirumahnya ada alquran.. Dalam kitab ihya, Seseorang yang menghormati orang dunia lebih daripada orang akhirat maka anaknya tidak akan pernah jadi anak sholeh apalagi ulama

Raja Romawi mendapatkan keberkahan karena adab, Ketika dikirim surat oleh Baginda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam dia menjaga surat dan menyimpannya maka Baginda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata bahwa kerajaan romawi (eropa) tidak akan runtuh sampai hari kiamat.
Sebaliknya Raja persia ketika dikirimi surat oleh Baginda Nabi Sallallahu 'Alaihi Wa sallam dia menyobek dan membuangnya maka Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata kerajaan dia akan runtuh. Maka runtuhlah kerajaan persia.

Dengan adab amal kecil akan bernilai besar dan sebaliknya tanpa adab amal besar bisa tidak bernilai... Semoga kita bisa menjaga adab2 dalam setiap amal perbuatan kita.. Semoga hari2 kita diberkahi oleh Allah Swt dengan adab..
Aamiin."