Jumat, 28 September 2018

KEUTAMAAN SHOLAT SUBUH ☆ 1

Mengapa subuh sering diungkapkan dalam berbagai ayat?
Apa keutamaan dari waktu Subuh tersebut?

Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman mengenai keutamaan Subuh bahwa salat Subuh itu disaksikan oleh para Malaikat :
Allah Ta’ala berfirman,
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا (78) وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)
“Dirikanlah salat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh Malaikat). Dan, pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’: 78-79).

Pada saat Subuh ini Malaikat bergantian menjaga atau terjadi pertukaran tugas antara Malaikat malam dan Malaikat siang. Kemudian Malaikat malam itu menghadap dan melaporkan langsung kepada Allah SWT tentang apa yang sedang dikerjakan oleh hambanya di waktu Subuh sebelum akhirnya digantikan oleh Malaikat siang.
Maka doa hamba yang di panjatkan akan di saksikan dan di amini oleh malaikat

Bagi Kita yang menempatkan dunia sebagai tempat persinggahan untuk mengumpulkan bekal di kehidupan abadi setelah kehidupan fana ini, tentunya kita tidak ingin melewatkan berbagai keistimewaan yang ditawarkan Allah seperti layaknya para pelaku ekonomi yang ditawari program investasi bermodal kecil dengan keuntungan milyaran rupiah

Diantara berbagai keistimewaan yang ditawarkan Allah kepada kita adalah menjaga sholat subuh berjamaah di masjid. Sholat subuh berjamaah dimasjid menyimpan banyak sekali keutamaan yang sangat sayang untuk dilewatkan

  مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه
“Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan salat setengah malam. Barang siapa yang melakukan salat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan salat malam sepanjang waktu malam itu”.

Dan juga jangan lupa sebelum sholat subuh agar kita sholat sunnah 2 rokaat qobliyah subuh nabi bersabda
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua raka’at fajar (salat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.

"Bersedekah pada saat subuh didoakan malaikat. Doa malaikat: Ya Allah berikanlah pengganti yiang berkah pada hambamu yang berinfak" (Hadits Riwayat Bukhari).
Biasakan bersedekah pada saat subuh walaupun itu cuman seribu, dua ribu atau lima ribu tapi lakukan dengan rutin karena disitu dapat doa malaikat, bukan hanya saja doa malaikat tetapi doa Nabi Muhammad SW. Renungkan, apakah doa malaikat dan juga doa Nabi Muhammad SAW tidak mustajab.

Shalat shubuh adalah shalat yang sangat dimuliakan dari shalat-shalat wajib lainnya. Sebab pada saat menjelang fajar menyingsing, sulit sekali melawan rasa kantuk yang luar biasa. Bila kita tak terbiasa, maka adzan shubuh dari masjid tak terdengar sampai ke telinga bahkan kalau pun kita mendengarnya, maka kita langsung menarik bantal dan sarung untuk tidur kembali. Makanya, dalam adzan subuh itu ditambahkan kalimat Assholaatu Khoirum Minannauum, yang artinya shalat itu lebih baik daripada tidur.

Rahasia shalat shubuh tak akan pernah anda dapatkan, bila anda tak pernah melaksanakan shalat shubuh itu secara berjamaah. Sebuah rahasia yang telah didapatkan oleh mereka yang beriman dan beramal shaleh dan saling nasehat menasehati didalam kebenaran dan kesabaran.. Selalu menjalankan perintah Allah dengan sepenuh hati dan mengatakan dalam dirinya, Sami’na wa atho’na, kami dengar dan kami taat. Bukan sami’na wa asyoina, kami dengar dan kami asyik tidur kembali.

Sungguh bahagia orang-orang yang mau memerangi diri, bangkit meninggalkan kasur-kasur mereka. Berjuang keras melawan segala yang menariknya ke tempat tidur, rasa kantuk, dingin, malas dan lain sebagainya. Mereka berharap untuk mendapatkan tiket yang begitu mahal, terbebas dari sifat nifaq, dan untuk menggapai apa yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, masuk surga. Mereka juga ingin mendapatkan persaksian mulia dari para malaikat, ingin menjadi hamba-hamba yang ditanyakan Allah keadaannya, lalu dijawab oleh para malaikat bahwa mereka sedang shalat.

Sesungguhnya nikmatnya tidur pada waktu Shubuh yang hanya sekian menit tidaklah sebanding dengan kengerian di kubur, atau kengerian jurang-jurang di neraka. Kala itu seseorang hanya mampu menggigit jari menyesal untuk selama-lamanya seraya mengatakan, “Wahai Rabb kembalikan aku ke dunia, aku akan melakukan amal shalih yang dulu aku tinggalkan.” Betapa celaka, kenikmatan yang di akhiri dengan penyesalan, dan kenyamanan yang membawa penderita an begitu menyakitkan.

Saudaraku, apakah engkau merasa aman ketika menuju pembaringanmu, padahal boleh jadi ia adalah tidur terakhirmu di dunia. Engkau tidak bangun lagi setelahnya dan ketika bangun tahu-tahu engkau telah berada di alam kubur. Maka selayaknya kita bersiap-siap selagi kita masih berada di dunia ini. Siapkanlah jawaban untuk di kubur, jawaban yang benar dan lurus tentunya. Jangan lupa kita selalu memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menjadikan kita semua orang-orang yang mau mendengarkan ucapan dan mau mengikuti mana yang baik di antara ucapan itu, menjadikan akhir kehidupan kita dengan akhir kehidupan yang baik dan bahagia, dan mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala menolong kita untuk selalu berdzikir mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbaiki ibadah hanya kepada-Nya.

PUASA TASU'A DAN ASYURA

Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh

Mari kita buka hari yang penuh barokah ini dengan kita berdoa melafdzkan Basmalah
بسم الله الرحمن الرحيم
Semoga alloh selalu menjaga dan melindungi kita dan memudahkan segala urusan dan keprluan serta Rizqi Yang Penuh Barokah Amin

Saudaraku semua besok hari Rabu tanggal 9 bulan Muharram dan kamisnya tanggal 10 bulan Muharram
pada 2 hari itu kita disunahkan untuk berpuasa hari sembilan dikenal dengan hari tasu'a hari 10 Muharram dikenal dengan hari Asyura untuk itu Mari kita sama-sama bersiap-siap diri menghadapi 2 hari itu besok agar rabu dan kamis kita berpuasa Semoga itu menjadi catatan amal yang penuh barokah dan maqbul 'Indalloh
dan semoga menjadi asbab mudahnya segala urusan urusan kita dan sepanjang tahun Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyelamatkan kita dari segala macam musibah dan fitnah
dan semoga tahun-tahun yang sisa dalam umur ini menjadi tahun-tahun yang penuh barokah penuh amal dalam ridho dan lindungan Allah Yang Maha Kuasa aminin

Allah Ta'ala menjelaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Alloh telah menjadikan bulan Muharram sebagai salah satu dari empat bulan yang disucikan.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. At-Taubah: 36)

Larangan "Janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu," menunjukkan bahwa mengerjakan perbuatan maksiat pada empat bulan ini dosanya lebih besar dibandingkan maksiat pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya.

Salah satu amal shalih yang dianjurkan Nabi SAW untuk dikerjakan pada bulan ini adalah ibadah puasa (shaum). Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak puasa di dalamnya. Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982

Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnya puasa ‘Asyura, dengan keutamaan bisa menghapuskan dosa setahun pada masa lalu. Hari ‘Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharram.
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Puasa hari ‘Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu” (HR. Muslim no. 1975).

  وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
"Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Puasa 'Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

Ibnu Abbas RA mengabarkan semangat puasa Nabi SAW sebagai berikut:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
“Aku tidak pernah melihat Nabi SAW bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa ‘Asyura, untuk melengkapi dengan puasa Tasu’a sehari sebelumnya. Puasa pada tanggal 9 Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, “Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkomentar, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW pun menjawab, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi SAW sudah wafat”(HR. Muslim no. 1916).

Imam Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata: “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan, karena Nabi SAW telah berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”

Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasu’a:
1-Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.
2-Untuk menyambung puasa hari ‘Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.
3-Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.

Semoga kita bisa mengamalkan dan menyampaikan mengingat begitu besarnya keutamaan nya maka kita nerusaha agar seluruh keluarga kita bisa mengamalkan

Kamis, 20 September 2018

BAYAN KH. UZAIRON DI PERTEMUAN WALI SANTRI 2009

إن الحمد لله ..... إلخ
Hadirin yang dimuliakan Allah ta'ala, khususnya para ulama, para wali santri yang hadir dalam majelis yang mulya ini. Akromakumulloh wa rohimakumulloh.
Bapak-bapak, ibu-ibu telah datang dari tempat yang jauh. Dari penjuru Indonesia. Perjalanan yang mungkin cukup melelahkan. Semoga mujahadah bapak-bapak semua, dan semua yang hadir menjadi asbab kebaikan untuk diri kita dan anak-anak kita dunia akherat. Dan juga untuk umat islam secara umum.

Saya tahu, ada yang datang dari Irian hanya untuk mengantarkan anaknya. Perjalanan 3 hari 3 malam, ada yang 4 hari. Ini bukan sia-sia.
ومن جاهد فإنما يجاهد لنفسه
pasti ada hasilnya yang besar, insya Allah. Sebagaimana ibunya imam bukhori, dimana hartanya habis untuk mengantar anaknya dari satu kota ke kota lain, dari satu negeri ke negeri yang lain, dan ternyata perjuangan ibunya imam bukhori tidak disia-siakan oleh Allah.
Anaknya begitu barokah begitu mulya sehingga dikenang, ilmunya dibaca, diamalkan oleh berjuta-juta manusia, bahkan hampir seluruh dunia mengambil manfaat dari ilmunya imam bukhori. Nggak ada satu orang pun yang tidak. Dan ini akan berjalan sampai hari kiamat.
Maka ibunya imam bukhori tentunya sekarang sedang tersenyum-senyum di kuburnya. Ternyata menghabiskan uang untuk pendidikan anak ini tidak rugi. Kenapa saya bilang begini, ini ada rahasianya ini.
Karena ada sebagian orang ini, kalau untuk membiayai anaknya dalam hal agama ini abot, berat. Tapi nanti kalau untuk membiayai anaknya untuk dunia, hooh… direwangi ngedol omah.
Lha ini adalah orang-orang yang sebenarnya tidak sayang pada dirinya dan tidak sayang sama anaknya. Yang untuk agamanya inilah harusnya yang kita perlu korbankan. Dan pengorbanan tadi akan diterima oleh Allah, kalau ikhlas, dan akan menjadi kebaikan-kebaikan yang tidak dikira-kira. Seperti ibunya imam bukhori tadi.

Hadirin yang dimuliakan Allah ta'ala.
Dalam majelis ini, dalam suasana masih hari raya, dimana hari raya ini adalah hari syukuran.
ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هدىكم ولعلكم تشكرون
Alangkah baiknya kalau majelis-majelis kita ini, kita isi dengan syukur kapada Allah. Atas karunia yang besar yang Allah berikan kepada kita. Yaitu karunia iman dan islam, serta karunia hidayah. Karena apabila iman dan islam ini ada dalam hati seseorang, berarti seluruh masalah dunia akherat sudah dinyatakan selesai. Kalau orang sudah ada iman dan islam masalah dunia dan akherat sudah tuntas. Nggak ada masalah lagi. “Lho, lha saya ini nggak punya uang, pak…”
“Itu bukan suatu masalah. Asalkan ada iman ada islam, nggak punya uang nggak apa-apa. Malah nanti di akherat akan masuk surga duluan. Kalau nggak punya uang malah disyukuri. “Al hamdulillah… saya kok nggak punya uang. Tapi masih punya iman dan islam sehingga msuk surga duluan.”
Jadi uang bukan masalah.
“Saya ini masih sakit, pak…” masalah saya ini sakit, jantung. Ginjal, cemut-kecemut. Ini masalah ini.”
“Itu bukan masalah lagi. Justru malah kamu syukuri setiap kecemut-kecemut, dosa kamu itu malah rontok semuanya. Sehingga kamu perlu bersyukur, jangan mengeluh lagi. Sudah bukan masalah lagi. Asalkan sudah ada iman dan islam, sakit bukan masalah lagi. Sehat pun juga tidak masalah.”
Tapi kalau nggak ada iman dan islam, sehat malah masalah nanti. Nyusahkan istrinya, nyusahkan tetangganya, kalau sehat itu. Kluyuran kemana-mana.
Kalau nggak ada iman dan islam, lebih baik itu sakit. Atau bahkan lebih baik mati saja. Mati pun nggak enak juga, lha wong ke neraka. Pokoknya sudah… nggak ada enaknya lah, kalau nggak ada iman dan islam. Bagaimana yang dimulyakan..?
Tapi kalau sudah ada iman dan islam, semua masalah bukan jadi masalah. Masalah malah berubah jadi rahmat. Bila ada iman dan islam. Penyakit telah berubah menjadi obat. Penderitaan telah menjadi kenikmatan. Kalau ada iman dan islam. Ini di dunia, belum nanti di akherat. Di sanalah hasil iman dan islam yang sempurna.
Akan menjadi raja-raja di surga Allah Swt. Raja yang sebenarnya adalah orang iman dan islam. Itulah raja yang sebenarnya. Raja yang kekal abadi selama-lamanya.
واذا رئيت ثم رئيت نعيما وملكا كبيرا
Raja yang sebenarnya, raja besar yaitu adalah orang-orang iman dan islam. Presiden-presiden, raja-raja, hamengku buwono, brawijaya, itu bukan raja, yang sebenarnya. Raja yang sebenarnya, adalah orang yang di dalam hatinya mancep manteb
لا إله الا الله محمد رسول الله
itulah raja yang sebenarnya. Kaya yang sebenarnya adalah orang yang di dalam hatinya ada iman dan islam. Itu kaya yang sebenarnya.
Lha wong sudah punya istana-istana dari emas, istana-istana dari intan, sungai-sungai dari susu kok masih ngaku mlarat, lha ini kan orang nggak bener, ini?!
“Kulo niki tiyang miskin, pak…”
Lho lho lho… kowe iki dudu wong miskin, wong gak syukur. Dingendikakne karo Gusthi Allah, “Orang-orang beriman itu sudah disediakan istana-istana dari emas dan dari perak.”
فلا تعلموا نفس ما اخفي لهم من قرة أعين
Kok masih ngaku miskin. Ini kan berarti nggak syukur ini. Kan bahaya ini?! Ya, orang iman, inilah orang yang kaya yang sebenarnya. Bangsanya Wung Siliwang ini bangsanya orang miskin. Apa lagi sekarang… bukan saja orang miskin, bahkan sudah nggak punya apa-apa sama sekali.
Hadirin yang dimuliakan Allah ta'ala,
Kita bersyukur atas nikmat iman dan islam, kita ulang-ulang syukur. Karena ini nikmat yang terbesar. Di masjid nabawi itu ada suatu majelis, pada zaman Nabi itu ada suatu majelis khusus untuk bicara yang isinya itu mensyukuri nikmat iman dan islam ini. Lha perlu di masjid-masjid kita, di majelis-majelis kita ini, itu senantiasa kita mulai dengan syukuran nikmat iman dan islam ini. Agar karunia yang besar ini, dikekalkan oleh Allah dalam hati kita, dalam hati anak-anak kita, istri kita, keluarga kita dan umat islam seluruh alam. Insya Allah yang dimulyakan…?!

Dan kita bersyukur kepada Allah Swt atas karunia yang besar lagi yang Allah berikan kepada kita. Yaitu Allah Swt telah memulyakan kita, memilih kita menjadi umat yang mulya, umat baginda Nabi Muhammad Saw. Karena Baginda Nabi adalah semulya-mulyanya Nabi, akhirnya umatnya jadi semulya-mulyanya umat. Orang jadi umatnyaBaginda Nabi ini karunia besar. Dengan kita mendapatkan karunia ini, kita ini dapat macem-macem fasilitas, macem-macem keistimewaan. Hanya gara-gara kita ini menjadi umatnya Baginda Nabi Saw.
Termasuk kemaren kita diberi hadiah bulan romadhon, lailatul qodar, dikasih pahala yang besar yang tidak dikasih pada umat-umat sebelumnya. Hanya karena kita ini jadi umatnya Baginda Nabi Saw. Kalau kita pergi ke masjid berjamaah sholat subuh, duduk sampai isyroq sholat 2 rokaat, sudah spt hajji dan umroh. Kalau kita pergi ke masjid untuk ta’lim / ta’alum spt hajji dan umroh. Ini tidak dikasih Allah kepada selain umat Baginda Nabi Saw.
Ibadah 1 malam lailatul qodar, spt ibadah 1000 bulan. Ibadah sedikit saja, pahalanya sudah spt ibadah orang-orang zaman dahulu, bertahun-tahun. Keluar di jalan Allah, berdiri di jalan Allah sesaat, lebih baik dari pada sholat lailatul qodar di dekat hajar aswad. Ini Allah berikan sebagai kemulyaan sbg umat Baginda Muhammad Saw. Lha kita syukuri ini betul-betul. Kita jadi umatnya baginda Nabi kita syukuri.

Bagaimana cara kita mensyukurinya? Kita banyak sholawat kepada Beliau. Hidupkan sunnah-sunnah Beliau. Meneruskan perjuangan Beliau. Mencintai umat Beliau, menjaga umat Beliau. Ini bagian syukur kita menjadi umat baginda Muhammad Saw. Masya Allah….
Sehingga ada seorang ulama’ itu yang mungkin agak berlebih-lebihan. Karena Baginda Nabi ini adalah sumber dari segala nikmat, yang Allah berikan kepada kita ini, sehingga malam mauled Nabi itu lebih tinggi daripada lailatul qodar, katanya. Maka dengan ini, orang-orang Saudi kebakaran jenggot kepada orang begini ini.
“Lho lho lho, bagaimana ini… malam mauled lebih atama daripada lailatul qodar. Ini bid;ah gedhen-gedhenan ini.”
Ini katanya orang-orang yang suka marhabanan ini. “Ini bukan bid’ah gedhen-gedhenan, ini nyata betul. Karena seumpama tidak ada kelahiran Nabi, tidak ada lailatul qodar. Lailatul qodar itu hasil dari mailud ini.”
“Ono wae alesanne…”
Lha wong pancen kudu duwe alesan kok, kang. Adapun orang itu mau menerima atau tidak, paling tidak saya itu sudah punya hujjah. Lha githu!!! Masalah tidak menerima itu, mengko dhisik.
Jadi yang mulyakan Allah Swt.
Maka kita syukuri nikmat ini, kita mulyakan nikmat ini semulyakan. Dengan menghidupkan sunnahnya, meneruskan perjuangannya.

Kemudian yang ketiga, yang dimulyakan Allah Swt. Yang perlu kita syukuri lagi dan lagi dan lagi dan lagi dan lagi, kita dikasih taufiq oleh Allah Swt pada anak-anak kita ini sekarang sedang belajar, sedang usaha untuk menerima warisan-warisan dari yang Mulya Baginda Nabi Muhammad Saw. Sedang mencari warisan Nabi di pesantren ini dengan segala macem usahanya. Jadi Baginda Nabi ini telah mengumpulkan seluruh kebaikan. Seluruh kebaikan telah allah berikan kepada yang Mulya Baginda Nabi Muhammad Saw. Kemudian Baginda Nabi ini telah mewariskan kebaikan-kebaikan ini kepada para Shahabat. Nggak ada orang yang seperti Baginda Nabi. Dibagi-bagi warisannya ini.
Abu Baker As Shiddiq r.a menerima warisan shiddiqiyah. Iman yang begitu kokoh, begitu kuat. Sehingga kalau imannya ditimbang dengan imannya seluruh umat, imannya Abu Bakar As Shiddiq ra. Lebih tinggi, lebih kuat, lebih berat lagi.
Sayyidina Umar ra. Dapat bagian kepemimpinan. Katanya para ulama’, mulai zaman nabi Adam sampai mungkin hari kiamat, selain para Nabi tentunya, belum pernah terjadi kepemimpinan yang lebuh sukses melebihi kepemimpinan Sayyidina Umar ra.
Sayyidina Utsman bin Affan ra. Mewarisi kedermawanan dan kelembutan Baginda Nabi Saw. Masya Allah orangnya ini sangat lembut, dan sangat lembut. Dermawan… sangat dermawan. Shodaqoh itu tidak lagi dihitung-hitung lagi kayak kita. Shodaqoh itu 100 unta, 1000 unta, uang sak karung. Itu shodaqohnya Sayyidina Utsman bin Affan ra. Mewarisi kedermawanan dan kelembutan Baginda Nabi Saw.
Sayyidina Ali ra. Mewarisi ilmunya Baginda Nabi Saw. Dan keberanian. Ooo… jagoan perang, sayyidina ali ini. Bukan tipe orang,,..”Walah mboten wanton kulo…” “Suruh silaturahmi ke pak lurah, nggak berani saya, pak..” apalagi pak lurah, pak RT saja sudah ndredek.
Hadirin yang dimulian Allah Swt.
Ini Sayyidina Ali bin Abi Tholib mewarisi keilmuwan Nabi Saw.
انا مدينة العلم وعلي بابه
Hadits ini hasan, bukan dikatakan maudhu’ ataupun dhoif. Seperti yang dikatakan oleh orang yang tidak meneliti. Hadits ini hasan, bahkan bisa sampai masuk ke tingkatan shohih. Bahwa saya ini adalah kotanya ilmu, kata Nabi. Dan Ali adalah pintunya. Masya Allah. ‘Saya lebih hafal jalan-jalan yang ada di langit dari pada jalan-jalan yang ada di madinah, kata Sayyidina Ali.
Ini ilmunya Sayyidina Ali. Sehingga kalau duduk itu, nggak ada yang seperti Sayyidina Ali. Beliau mengucapkan,
أسالوانى أسالوانى أسالوانى
“Takokko nang aku mumpung aku isih urip leee…”
Iki gudange ilmu, nang kene iki lho… “Tanyalah… tanyalah… tanyalah…”
Jadi kalau orang mengatakan di depan para Shahabat, “Tanyalah… tanyalah… tanyalah…” itu trus orang gimana itu, semulyakan?! Kayak apa keilmuan Sayyidina Ali.
Shahabat-shahabat mewarisi macem-macem.
Kholid bin walid, mewarisi strategi perangnya Rosulullah Saw. Kalau perang itu nggak ada ceritanya Beliau pernah kalah. Mesti menang, Sayyidina Kholid bin walid itu.
Sayyidina Sa’ad bin Waqqosh ra. Mewarisi kekuatan do’anya Rasulullah Saw. Sayyidina Sa’ad bin Waqqosh ra. Itu do’anya luar biasa. Orang buta ditiup langsung melek. Oraang buta ditiup langsung melek sudah. Ini doanya Sayyidina Sa’ad bin Waqqosh ra.
Fiqihnya, halal haramnya, a’rofu ashabii, ilmu fiqihnya diwarisi oleh Muadz ibnu Jabal ra.
Jadi nabi itu punya warisan. Nabi itu bahasanya juga sangat bersastra. Sangat indah. Shahabat-shahabatnya juga ada yang mewarisi itu. Sayyidina Hasan Ibnu Tsabit, Abdulloh ibnu Rowahah, penyair-penyair para shahabat. Ahli seninya para sahabat.
طلع البدر علينا من ثنية الوداع وجب الشكر علينا ما داعى لله داع
Ini warisan sahabat, ini. Ini bukan warisan orang temboro, bukan… ini warisan sahabat.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt.
Para sahabat yang jumlahnya 124.000 itu semua punya warisan. Mewarisi kebaikan-kebaikan, kehebatan-kehebatan yang dimiliki oleh Rosululloh Saw. Kemudian para sahabat ini telah mewariskan kebaikan-kebaikan ini kepada orang-orang setelahnya. Keilmuan-keilmuan diwarisi oleh Al Imam Asy Syafi’I, imam Malik, Imam Abu Hanifah, Al Imam Al Ghozali, dll. Sing bongso nimbus langit, bangsanya Syeikh Abdul Qodir Jaelani, Bahauddin Naqshabandi, Ahmad ArRifa’i. sing bongso perang, Nurdin Zanki, Sultan Mahmud Al Ghoznawy, Sholahuddin Al Ayyubi, macem-macem.

Jadi yang dimulyakan Allah Swt, para sahabat itu telah mewariskan kebaikan-kebaikan ini kepada orang-orang setelahnya. Lha pesantren kita ini, semulyakan, maksudnya ini ingin cari bagian warisan-warisan yang sekarang telah berceceran di seluruh dunia ini. Maka kita ingin mewarisi semangat dakwah, kerisauan, saying kepada umat, yang dimiliki oleh baginda Muhammad saw,. Semalam suntuk, “Ummatii, ummatii…” menangisi umatnya.
Dan ini ternyata, setelah kita teliti di seluruh dunia ini, tempat-tempat yang banyak mewarisi dakwahnya Nabi, semangat dakwahnya, sayangnya kepada umat, kerisauannya kepada umat, ini adalah di India, di Pakistan, di Bangladesh. Maka kita ingin mengambil warisan dari sana.
Kita juga kirim orang-orang untuk belajar ke sana. Dan kemudian kita lihat lagi, di belahan-belahan dunia ini, kita kepingin cari warisan yang lain juga. Yaitu warisan akhlaq, kelembutan, marhabanan. Dan ini kita lihat warisan ini ada di negeri yaman sana.
الإيمان يمانى
Iman itu adanya di yaman, kata Nabi.
Iman itu istilahnya sesuai dengan orang yaman. Sifatnya orang yaman itu, lembut. Maka dikatakan oleh Nabi : الإيمان يمانى
Dan dari sini kita akan mengambil warisan, kelembutan, termasuk warisan untuk kesenian juga. Kesenian yang warisannya sahabat. Bukan kesenian warisannya lenon, bukan!!! Kesenian yang warisannya sahabat, yang sekarang telah diwariskan kepada orang-orang yaman sana. Ada orang bertanya, “Kenapa marhabanan berdiri?”
Mungkin ada yang bertanya begitu. Dan mungkin ada wali murid yang agak aneh, “Berdiri-berdiri untuk apa?”
Saya jawab enak saja, “Memang sudah capek duduk, ya… berdiri tho?!”
Wis gak pakek dalil-dalilan, wis…
Hayo siapa yang bisa ngengkel?...
Ini dalilnya. Sudah capek, ya… berdiri. Apa yang perlu dipermasalahkan?
“Lha saya sudah capek berdiri?”
Ya, duduk lagi..!
Dalil yang paling kuat, ini. Dalil pengengkelan namanya.
Tapi sebetulnya dari kehidupan sahabat sudah ada. Bagaimana nabi setelah pulang dari pertempuran, maka seorang shohabiyah berkata, “Saya bernadzar untuk berdiri, melantunkan syair-syair untuk tuan. Boleh tidak?!”
‘Kalau sudah nadzar ya… boleh. Kalau belum nadzar, nggak usah.’
Maka akhirnya shohabiah tadi berdiri dan melantunkan syair-syair di depan Nabi.
Dadi yen digoleki dalile iku, mesthi enek wae dalile iku. Makanya apa saja yang telah dibuat oleh para ulama’ itu, jangan mudah kita komplain.
“Ini nggak ada dalilnya, ini… pada zaman nabi nggak ada..!”
‘Kayak kamu sudah hidup di zaman Nabi saja… kamu itu tahunya apa?! Jangan bilang begitu!!! Amalan-amalan yang telah dibuat para ulama’ yang sudah berkurun-kurun itu mesti sudah ada alasannya.
Kalaupun ada khilafiyah itu, karena memang sudah sejak dulu sudah ada khilafiyah. Tetapi mesthi ada benang merahnya, atau silsilahnya atau ceritanya. Itu mestinya ada, dari kehidupan orang-orang di zaman dahulu.

Hadirin yang dimulyakan Allah Swt,
Kita ingin mengambil warisan itu dari mana-mana. Dari Pakistan, dengan semangat dakwahnya.
Dari India, yang dengan semangat wiridnya dan dakwahnya juga.
Dari Bangladesh, dengan semangat ikrom tamunya.
Dari yaman, yang dengan semangat qoshidahnya, sama ziaroh quburnya.
Masya Allah… jadi ingat mati.
Kalau di yaman, ziaroh qubur ini sudah menjadi program penting sekali disana itu. Coba kita latihan, datang ke qubur beberapa hari. Sehingga kalau kita mati nanti sudah nggak bingung. Orang yang nggak pernah ziaroh qubur, nanti kalau mati, “Wah, saya nggak pernah seperti ini… bagaimana?!”
Terkejut dia!!
Sedangkan Nabi sendiri, sering malam-malam ziarah ke baqi’. Sering ziaroh ke perkuburan uhud, perkuburan baqi’. Ini suatu sunnah juga.
Kita pengin ngambil warisan dari wali songo juga. Ngambil dakwahnya, dan ngambil selametannya.
“Lho… slametan ini bukannya warisan budaya jawa, budaya hindu, tho?!”
‘Lho!!! Katanya siapa? Ini budayanya wali songo ini, selametan ini.’
“Kan dilarang dalam agama.,”
‘Lho! Jangan begitu… mana ada hadits nglarang slametan itu, mana… nggak ada.
Bahkan di dalam hadits Abu Daud, yang dianggep kuat, baginda Nabi Saw, dalam acara ngubur mayyit di madinah. Setelah penguburan mayyit, oleh keluarga mayyit itu diminta datang ke rumahnya untuk makan. Dan Nabi mau dating. Ini kalau saya bahasa jawakan, namanya Slametan, ini. Cuma orang arab nggak tahu yang namanya slametan itu.
Jadi ada haditsnya juga, yang dimulyakan. Cuman tentu harus pakai tertib yang benar. Jangan terus hartanya anak yatim digunakan untuk slametan. Ya tho?! Bukan!!
Tapi kalau setelah penguburan mayyit, makan bersama di rumahnya mayyit, itu ada itu.
“Tapi, diterangkan di kitab ini, begini…. Bagaimana?”
‘Ooo… itu khilafiyat, biasa. Sesuatu itu kalau sudah berhubungan dengan khilafiyat jangan diperuncing. Karena dalam khilafiyat itu, ada alesannya juga para ulama’ yang selametan itu. Termasuk ini juga sarana silaturahim, keakraban… masya Allah.
Orang jawa ini bakhil-bakhil. Kalau nggak ada acara selametan, mana ada orang shodaqoh. Nggak ada orang yang shodaqoh.

Hadirin yang dimulyakan Allah Swt,
Warisan Nabi diwariskan kepada para sahabat, kemudian para sahabat telah mewariskan kepada generasi-generasi setelahnya. Dan sekarang ini kita kepingin mengambil lagi warisan-warisan itu.
Dengan dakwah, kita ingin mengambil warisan perjuangan Nabi dan para sahabat.
Dengan ta’lim kita kepingin mengambil warisan ilmu Rosulullah Saw.
Dengan dzikir dan ibadah, kita ingin mengambil warisan hubungan yang Mulya Baginda Nabi Saw kepada Allah. Warisan isro’ mi’roj, warisan menghadap langsung kepada Allah.
Karena nabi itu kalau dapat sesuatu dari Allah itu ingin umatnya dapat bagiannya juga. Setelah Baginda Nabi menghadap langsung kepada Allah waktu mi’roj, maka umatnya dapat bagian. Yaitu menghadap kepada Allah dengan sholat 5 waktu.
Jadi Nabinya dapat menghadap kepada Allah, umatnya juga menghadap kepada Allah. Di Al Qur’an disebutkan :
إن الله وملائكته يصلون على النبي ياايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

Mari kita tutup dengan Doa
Ya Allah Ampunilah Kami, Seluruh Dosa-Dosa Kami Yang Kami Tahu Dan Yang Kami Tidak Tahu, Yang Kami Sengaja Dan Yang Tidak Kami Sengaja
Ya Allah Ampunilah Dosa-Dosa Kami, Yang Berhubungan Dengan Engkau, Tanggunglah Dosa-Dosa Kami, Yang Berhubungan Dengan Hamba-Hamba Mu Ya Allah, Sehingga Kami Menghadap Kepada Engkau, Engkau Tidak Bertanya Lagi Mengenai Dosa-Dosa Kami.
Ya Allah Tutupilah Aib-Aib Kami, Dan Perbaikilah Kesalahan-Kesalahan Kami, Ya Allah Sucikanlah Hati Kami Dari Syirik, Dari kesombongan dan Dari Riya, Bersihkanlah Hati Kami Dari Sifat-Sifat Yang Engkau Tidak Ridho
Ya Allah Penuhilah Hati Kami Dengan Yakin, Penuhilah Hati Kami Dengan Husnudzon Kepada Engkau, Husnudzon Kepada Hamba2mu Yang Sholeh Ya Allah Penuhilah Hati Kami Dengan Cinta Kepada Engkau, Cinta Kepada Rasul-Mu, Cinta Kepada Agama-Mu, Cinta Dengan Pengorbanan Dan Perjuangan
Ya Allah Penuhilah Hati Kami Dengan Sayang Kepada Umat, Penuhilah Hati Kami Dengan Rindu Kepada Negeri Akherat, Zuhud Kepada Dunia, Ya Allah Penuhilah Hati Kami Dengan Kapahaman Agama Yang Engkau Ridhoi, Kepahaman kepada Para Nabi-Mu, Para Wali-Mu, Ya Allah…
YA Allah Sibukkan Diri Kami Siang Dan Malam Dengan Amalan-Amalan Yang Engkau Ridhoi. Sibukkan Hati Kami Siang Dan Malam Berharap Kepada Engkau, Tawajuh Kepada Engkau, Takut Kepada Engkau, Cinta Kepada Engkau, Ridho Kepada Engkau
Ya Allah Terimalah Kami Ya Allah, Terimalah Kami Ya Allah, Terimalah Keluarga Kami Ya Allah, Anak Cucu Kami Ya Allah…
Terimalah Santri2, orang orang yang membantu Kami Ya Allah, Terimalah Teman2 Seperjuangan Kami Ya Allah, Terimalah Kampung Kami Ya Allah, Terimalah Masjid Kami Ya Allah,
Terimalah Masjid2 Yang Kami Datangi Ya Allah, Kampung2 Yang Kami Singgahi Ya Allah, Manusia2 Yang Kami Temui Ya Allah Terimalah Semua Ya Allah… Untuk Berkhidmat Kepada-Mu, Untuk Jadi Asbab Hidayat Ke Seluruh Alam Ya allah terimalah kami ya allah, terimalah umat islam ya allah, terimalah ulama’nya dan umaro’nya, pemudanya, laki2nya dan wanitanya Terimalah Mereka Ya Allah,
Tuntunlah Mereka Ya Allah, Jagalah Mereka Ya Allah, Satukan Mereka Ya Allah, Menuju Ridhomu Ya Allah, Menuju Sunnah Nabimu Ya Allah, Memakmurkan Masjid2mu, Menyebarkan Agamamu Di Seluruh Alam Ya Allah Hidupkanlah Kami Dalam Iman, Matikanlah Kami Dalam Iman Hidupkanlah Kami Dalam Islam,
Matikanlah Kami Dalam Islam Hidupkanlah Kami Dalam Ridhomu, Matikanlah Kami Dalam Ridhomu Kumpulkanlah Kami Bersama Orang2 Yang Engkau Ridhoi, Bersama Pimpinannya Orang Yang Engkau Ridhoi, Nabi Agung Muhammad Saw, Di Surga Firdaus Bersama Kedua Orang Tua Kami, Teman2 Seperjuangan Kami, Santri2 Kami Dan Umat Islam Seluruh alam
Ya Allah Naikkanlah Usaha Agama Ini, Ya Allah Berkatilah Usaha Agama Ini,Ya Allah Mudahkanlah Usaha Agama Ini, Ya Allah Jagalah Usaha Agama Ini Luruskanlah Usaha Agama Ini, Terimalah Usaha Agama Ini Untuk Jadi Asbab Hidayat Ke Seluruh Alam
Terimalah Orang2nya, Anak Cucunya, Handai Taulannya, Teman2nya, Orang2 Di Sekitarnya Terimalah Semuanya, Hanyalah Engkau Yang Bisa Menerima Kami Engkau Adalah Tuhan Kami, Engkau Yang Menciptakan Kami Hanya Engkau Yang Bisa Memperbaiki Kami, Hanya Engkau Yang Bisa Membersihkan Kami Hanya Engkau Yang Bisa Menerima Kami, Hanya Engkau, Engkau Adalah Tuhan Kami…
ya Allah.. Dengan Kemuliaan Para Nabi Dan Rasulmu, Kemuliaan Baginda Nabi Muhammad Saw, Kemuliaan Para Sahabat, Kemuliaan Para Wali2mu, Terimalah Doa Kami, Turunkanlah Hidayat Ke Seluruh Alam, Mudahkanlah Hidayat Ke Seluruh Alam, Jadikanlah Kami Semua Asbab Hidayat Bagi Seluruh Alam
Sembuhkan Penyakit2 Kami, Penyakit Yang Dhohir Maupun Yang Batin, Selesaikan Masalah2 Kami, Masalah Infirodi Maupun Ijtima’i, ya Allah Tutupilah Aib2 Kami, Aib Yang Dhohir Maupun Yang Batin, Ya Allah berikan kebahagian, ketenangan, ketentraman, kesuksesan, kemudahan kepada kami di dunia dan akhirat, berkahilah usaha usaha kami dan semua yang Engkau berikan kepada kami baik urusan dunia maupun akhirat
aamiin aaamiin aamiin ya robbal alamin