Rabu, 13 Maret 2019

SABAR

Oleh al-Faqir,
Daud Abdullah al-Falinbany

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Kata sabar itu berasal dari lafazh al-shobru (الصبر) yang terbentuk dari tashrif istilahi fi'il tsulasi mujarod  shobaro - yashbiru - shobron - shobir - mashbur . . . dst
yang artinya "Menahan"
demikian arti sabar secara lughoh atau secara bahasa.

Secara istilah, sabar diartikan menahan diri dari segala kesulitan.
Adapun hukum sabar itu asalnya adalah wajib, kemudian secara kondisional maka hukumnya bisa berubah menjadi sunah bahkan haram. Sebagaimana diterangkan oleh al-Imam Al-Ghazali rah.a. yang mengatakan sebagai berikut dalam Kitab Ihya 'Ululmuddin, Juz.4, hal.69 :

واعلم أن الصبر أيضاً ينقسم باعتبار حكمه إلى فرض ونفل ومكروه ومحرم فالصبر عن المحظورات فرض وعلى المكاره نفل والصبر على الأذى المحظور محظور كمن تقطع يده أو يد ولده وهو يصبر عليه ساكتا وكمن يقصد حريمه بشهوة محظورة فتهيج غيرته فيصبر عن اظهاره الغيرة ويسكت على ما يجري على أهله فهذا الصبر محرم

Sabar dapat dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan hukumnya: sabar wajib, sunah, makruh, dan haram.
Sabar dalam menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang syariat adalah wajib. Sementara menahan diri dari yang makruh merupakan sabar sunah.
Sedangkan menahan diri dari sesuatu yang dapat membahayakan merupakan terlarang (haram) seperti menahan diri ketika disakiti, misalnya orang yang dipotong tangannya, atau tangan anaknya sementara ia hanya berdiam saja. contoh lainnya, sabar ketika melihat istrinya diganggu orang lain sehingga membangkitkan cemburunya tetapi ia memilih tidak menampakkan rasa cemburunya. Begitu juga orang yang diam saat orang lain mengganggu keluarganya. Semua itu sabar yang diharamkan.

Pembahasan tentang sabar ini banyak sekali dibahas dalam kitab2 ulama muktabar, sehingga kami dapati sampai 60-an kitab yang membahas tentang masalah tersebut.
Pembahasannya beraneka ragam, tetapi di sini kami sampaikan pembahasan sabar yang banyak dibahas dalam kitab2 tersebut, diantaranya dalam Kitab Syarah Shahih al-Bukhari - Ibnu Bathal al-Qurthubi rah.a. pada Juz.9, hal.284 :

عن على بن أبى طالب أن النبى عليه السلام قال : (الصبر ثلاثة: فصبر على المصيبة، وصبر على الطاعة، وصبر على المعصية، فمن صبر على المصيبة حتى يردها بحسن عزائها كتب الله له ثلثمائة درجة مابين الدرجة إلى الدرجة ما بين السماء والأرض، ومن صبر على الطاعة كتب الله له ستمائة درجة مابين الدرجة إلى الدرجة مابين تخوم الأرض السابعة إلى منتهى العرش، ومن صبر على المعصية كتب الله له تسعمائة درجة مابين الدرجة إلى الدرجة مابين تخوم الأرض السابعة إلى منتهى العرش مرتين)

Dari Ali b. Abi Tholib ra., sesungguhnya Nabi saw. bersabda :
Sabar itu ada tiga yaitu sabar dalam musibah, sabar dalam taat, dan sabar dalam menjauhi maksiat.

Barangsiapa bersabar dalam musibah sehingga dikembalikannya dalam keadaan baik atas apa yang menimpa dirinya, maka Allah akan menulis baginya 300 derajat yang tiapderajat jaraknya antara langit dengan bumi.
Dan barangsiapa bersabar dalam melaksanakan taat, maka Allah akan menuliskannya 600 derajat, tiap dua derajat jaraknya antara langit dunia dengan Sidratul Muntaha.
Dan barangsiapa yang bersabar dalam menjauhi maksiat, maka Allah tulis baginya 900 derajat yang jarak dua derajatnya seperti 'Arasy dua kali

Keterangan tersebut juga dimuat dalam kitab2 lain, antara lain :
- Kitab Ihya- 'Ulumuddin, Juz.4, hal.139
- Kitab Kanzul 'Ummal, Juz.3, hal.273, No.6515
- Kitab al-Jami'ush-Shaghir, Juz.1, No.7971

1. Sabar ketika terkena musibah adalah sabar yang paling banyak dibahas dan merupakan dasar dari perintah sabar itu sendiri. Seperti ketika terjadi bencana alam, kematian, sakit, hilangnya harta, dan lain sebagainya.
Solusinya adalah sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 45 :

واستعينوا بالصبر والصلاة  

Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat 

Jadi ketika ditimpa musibah, maka tindakan yang pertama adalah bersabar, kemudian sholat, kemudian baru usaha lainnya yang dibenarkan dalam syariat. 

2. Sabar dalam ketaatan adalah kesabaran dalam menyempurnakan setiap perintah Allah. Jangan terburu2 ketika sedang beribadah. Istiqomah dalam amalan juga termasuk di dalam golongan sabar dalam ketaatan. 
Solusinya adalah dengan mengingat janji2 Allah tentang sorga, syafaat, keselamatan, derajat kemuliaan, dan lain sebagainya.

3. Sabar dalam menjauhi maksiat adalah kesabaran atas bujuk rayu syetan yang berusaha menjerumuskan manusia dalam kesesatan. Mereka menawarkan kenikmatan maksiyat tersebut. 
Solusinya adalah dengan mengingat neraka, azab, dosa, kehinaan, dan lain sebagainya. 

Demikian sekilas yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat. 
Wallahu a'lam bish-shawab.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar