Minggu, 14 Oktober 2018

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

 العلم أوله مر لكن آخره أحلى من العسل

Ilmu itu pada awalnya pahit kita pelajari, tapi pada akhirnya bila terus kita paksakan diri mempelajari nya maka menjadi manis bahkan belajar ilmu itu lebih manis dari MADU

Dalam kehidupan manusia ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan hal tersebut bukan lagi merupakan suatu rahasia. Sedemikian pentingnya ilmu bagi manusia khususnya umat muslim, seseorang akan tidak senang jika ia disebut tidak memiliki ilmu atau bodoh. Ilmu dapat membuat seseorang menjadi mulia dan dihormati. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib bahwa seseorang yang memiliki cukup ilmu akan merasa dimuliakan

Menuntut ilmu hukumnya menjadi fardlu ‘ain atau wajib dilakukan oleh setiap muslim, terutama jika hal tersebut diperlukan agar umat muslim dapat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Misalnya ilmu tentang ibadah yang menyangkut cara menunanaikan shalat wajib

 طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

Menuntut ilmu hukumnya fardhu ain atas seluruh orang Islam laki-laki dan Islam perempuan

 أطلب العلم من المهد إلى اللحد

Tuntutlah ilmu sejak lapas dari ayunan sampai masuk liang lahad/yakni Samapai masuk kubur

Ilmu tersebut menjadi wajib diketahui karena tanpa adanya pengetahuan dan ilmu tentang ibadah-ibadah tersebut, tidaklah sah ibadah seseorang

Orang berilmu atau ulama memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW :
“Saya mendengar Rasulullah _ berkata: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan menyiapkan jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi hingga ikan-ikan di laut yang terdalam. Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah adalah seperti kelebihan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar juga tidak dirham namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh ia mendapatkan keberuntungan yang besar.”

Pentingnya menuntut ilmu juga disuratkan dalam QS Al-Qalam ayat 1 dan 2 dimana Allah SWT bersumpah demi pena. Ayat tersebut

  ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ

Menganjurkan pada kita bahwa saat mencari dan menuntut ilmu, orang-orang beriman sebaiknya menuliskan ilmu tersebut dengan menggunakan pena  agar ilmu tersebut tidaklah hilang dan dapat diteruskan bagi generasi selanjutnya untuk dipelajari dikemudian hari.

Maka pentingnya kita mencatat apa yang kita dengar agar tidak hilang begitu saja.

Imam Syafi’i telah menegaskan :

” قَالَ اْلإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ”
العِلْمُ صَيْدٌ وَاْلكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِاْلحِبَالِ اْلوَاثِقَ فَمِنَ اْلحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَة  وَ تَتْرُكُهَا بَيْنَ اْلخَلاَئِقِ طَالِقَةً

“Ilmu bagaikan hewan buruan, dan tulisan/pena adalah ibarat tali pengikatnya. Oleh karena itu ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat, Adalah tindakan bodoh ketika berburu rusa kemudian setelah rusa itu berhasil ditangkap, kamu biarkan saja dia tanpa diikat dikeramaian.”

Jadi termasuk tindakan kebodohan adalah menbiarkan ilmu tanpa kita mencatat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar